Ramadan 2024

Itikaf di Masjid untuk Meraih Lailatur Qadar, Adakah Batasan Waktunya? ini Penjelasan Ulama Mesir

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ITIKAF - Umat muslim membaca Alquran saat itikaf di Masjid Al Akbar Surabaya, Rabu (6/6) dini hari. Menginjak malam 21 Ramadan, Masjid Al Akbar Surabaya menggelar acara ibadah qiyamul lail, untuk memperoleh berkah Lailatul Qadar.

TRIBUNJATIM.COM - Pada 10 hari terakhir Ramadan, umat Muslim dapat memperbanyak amalan salah satunya itikaf di masjid.

Adapun itikaf merupakan berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Para ulama pun sepakat hukum melaksanakan itikaf adalah sunah.

Yaitu bernilai pahala bagi yang melakukan dan tak ada dosa bagi yang meninggalkan.

Ditekankan pada sepuluh malam terakhir Ramadan sebab berkaitan erat dengan turunnya Lailatul Qadar.

Rasulullah SAW pun lebih giat dalam menghidup-hidupkan sepuluh malam terakhir Ramadan, seperti dalam hadis berikut:

Baca juga: Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar dan Amalan yang Baik Dikerjakan, Lengkap Jadwal Itikaf di Masjid

Dari Aswad, dari Aisyah RA ia berkata: "Nabi Muhammad SAW meningkatkan amal ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain."

Soal tempat iktikaf, para ulama menyebut iktikaf dilakukan di masjid, seperti dalam ayat berikut:

"Sedangkan kamu beritikaf dalam masjid," (QS al-Baqarah: 187).

Terkait batas waktu itikaf, salah satu ulama Mesir Dr Ali Jumah Muhammad dalam laman resmi Lembaga Fatwa Mesir mengatakan, tak ada batas waktu pelaksaan itikaf.

"Tidak ada batas soal berapa lama pelaksaan itikaf," kata Dr Ali Jumah, seperti dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (23/3/2024).

Hal itu didasari atas pendapat Ibnu al-Mulaqqin dalam al-I'lam Bifawaidi 'Umdatil Ahkam.

"Para ulama sepakat bahwa tak ada batas waktu itikaf."

Dr Ali Jumah mengatakan, awal dan akhir itikaf ditentukan sendiri oleh orang yang beritikaf.

Bahkan, seseorang bisa keluar dari itikaf sewaktu-waktu meski belum selesai.

Akan tetapi, semakin lama seseorang melakukan itikaf, maka semakin banyak kebaikan yang didapatkan.

ITIKAF - Umat muslim membaca Alquran saat itikaf di Masjid Al Akbar Surabaya, Rabu (6/6) dini hari. Menginjak malam 21 Ramadan, Masjid Al Akbar Surabaya menggelar acara ibadah qiyamul lail, untuk memperoleh berkah Lailatul Qadar. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Waktu Malam Lailatul Qadar Menurut Imam Ghazali

Di sepuluh malam terakhir Ramadan diyakini menjadi waktu turunnya Lailatul Qadar, suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Hal itu sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan."

Meski tak ada yang mengetahui secara pasti waktu turunnya Lailatul Qadar, sejumlah ulama telah membuat kaidah atau cara menentukannya.

Termasuk di antara ulama yang membuat kaidah waktu Lailatul Qadar adalah Imam Ghazali.

Dalam I'anatu at-Thalibin, Imam Ghazali mengatakan waktu turunnya Lailatul Qadar dapat diketahui dari hari permulaan Ramahan.

Berikut rinciannya:

- Jika awal Ramadan jatuh pada Minggu atau Rabu, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 29 Ramadan

- Jika awal Ramadan jatuh pada Senin, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 21 Ramadan

- Jika awal Ramadan jatuh pada Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 27 Ramadan

- Jika awal Ramadan jatuh pada Kamis, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 25 Ramadan

- Jika awal Ramadan jatuh pada Sabtu, maka Lailatul Qadar akan turun pada malam 23 Ramadan

Apabila mengikuti kaidah Imam Ghazali tersebut, maka kemungkinan turunnya Lailatul Qadar pada Ramadan tahun ini adalah pada malam 27 Ramadan atau bertepatan dengan Minggu (7/3/2024).

Hal itu didasari atas hari permulaan Ramadan tahun ini adalah Selasa.

Baca juga: Dalil Keutamaan Malam Lailatul Qadar dan Penjelasan Waktunya Menurut Pendapat Para Ulama

Tidak ada yang mengetahui

Kendati demikian, Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat Pendidikan Islam IAIN Surakarta Prof Toto Suharto mengatakan, kaidah tersebut bisa berpeluang benar dan salah.

Menurutnya, tak ada yang tahu waktu pasti turunnya Lailatul Qadar, sementara kaidah-kaidah yang diberikan oleh para ulama berdasarkan atas pengalaman spiritual masing-masing.

"Malam Lailatul Qadar itu kan memang para ulama, seperti Imam Ghazali, berdasarkan pengalaman mereka. Artinya tidak ada ketentuan pasti kapan Lailatul Qadar itu terjadi," kata Toto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Untuk itu, dianjurkan untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

"Dari Aswad dari Aisyah RA, ia berkata bahwa Nabi SAW meningkatkan amal ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadan melebihi di waktu yang lain," (HR Imam Muslim).

Dilansir dari laman resmi Lembaga Fatwa Mesir, Grand Syekh al-Azhar Ahmad Thayyib mengatakan, malam Lailatul Qadar berarti malam ampunan, diterimanya amal, dan dijauhkan dari api neraka.

Menurutnya, di malam itu juga segala aktivitas ibadah lebih baik dari ibadah pada seribu bulan.

"Para malaikat pun turun ke bumi untuk memberi salam pada orang-orang Islam yang berpuasa dan memohonkan ampun untuk mereka," kata Ahmad Thayyib.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini