Berita Viral

Dulu Viral karena Jual Pisang Goreng, Nasib Pria ini Berubah setelah Jadi Pilot, Gaya Makin Menawan

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dulu Viral karena Jual Pisang Goreng, Nasib Pria ini Berubah setelah Jadi Pilot, Gaya Makin Menawan

Kisah inspiratif lainnya juga datang dari pria bernama Asep Haluesna.

Asep dulunya adalah seorang anak petani yang hidup dengan serba keterbatasan ekonomi.

Bahkan, Asep harus rela cuti kuliah untuk kerja jadi debt collector.

Baca juga: Bantu Ibu Cari Rongsokan, Siswi SD Nangis Dibully Padahal Ayah Sakit Parah, Seragam dan Sepatu Lusuh

Melansir dari YouTube AKAR Jawa Barat, pria yang akrab disapa Kang Astro ini adalah anak dari petani yang memiliki 3 saudara.

Setelah lulus dari SMK, Kang Astro memutuskan berkuliah di IKIP atau yang sekarang dikenal sebagai UPI di jurusan Seni Rupa.

Di tengah perkuliahannya sebagai mahasiswa, Kang Asep sempat kesulitan biaya, berbagai pekerjaan pernah ia lakoni.

Salah satunya sebagai debt collector.

“Saya pernah kerja sebagai Debt Collector, di bank juga pernah, pernah sebagai tenaga desainer di salah satu perusahaan tekstil orang India,” ucap owner Asep Stroberi itu.

Akhirnya, ia pun berhasil menyelesaikan kuliahnya selama 5 tahun yang mana diungkapnya cukup sulit untuk mahasiswa Seni Rupa lulus 5 tahun kala itu, ia pun berhasil mengejar keterlambatannya.

“Yang paling utama pertimbangan biaya, sudah hidup pas-pasan tidak punya biaya,” ucap Asep Stroberi.

Lulus dari IKIP, Asep melanjutkan pekerjaan sebagai interior desainer dan bertemu klien seorang dokter yang memintanya untuk mengelola lahan kosong yang ia miliki di Parongpong, Lembang yang diolah jadi kebun stroberi.

Saat pembuatan lahan kebun stroberi itu, banyak pekerja mengonsumsi nasi liwet buatan Pak Asep.

Suatu waktu terdapat sebuah klub yang melewat kebun stroberi dan mencicipi nasi liwet pak asep semua peserta suka dan berkeinginan mengundang banyak orang untuk menikmati nasi liwet itu.

Asep Stroberi kemudian menikah dengan Tati yang awalnya seorang karyawan di rumah petik stroberi.

Mereka memutuskan pindah ke Nagreg dan membeli lahan merintis usaha dengan sisa uang Rp15 juta pada tahun 2006.

Halaman
1234

Berita Terkini