Berita Viral

Sujud Tangis Guru Honorer 7 Tahun Baru Dapat Gaji Pertama, Penjaga Gerai ATM Terharu, ‘Penantianmu'

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru honorer menangis dan bersujud karena akhirnya mendapatkan gaji pertamanya setelah 7 tahun menanti.

Hingga kini unggahan itu pun ditonton lebih dari 1,3 juta kali dan menuai beragam reaaksi warganet.

“Duhhh nanti jadi kebiasaan ya gak sih? Gimana kalo ada orang tuanya yang gapunya ya,” tulis pengunggah.

Lalu, bagaimana tanggapan pengamat pendidikan?

Baca juga: Bos Beri Pegawai THR 2 Bulan Sekaligus dan Libur Seminggu, Dulu Belikan Rumah: Saya Berterima Kasih

Pengamat pendidikan sekaligus CEO Jurusanku.com, Ina Liem menerangkan bahwa tindakan itu adalah salah satu bentuk gratifikasi.

Meski tindakan itu didasari oleh perasaan sukarela, namun ada unsur tekanan sosial yang terjadi dalam kasus tersebut.

Ketika semua anak memberikan barang kepada guru, anak yang tidak memberi dan hanya duduk saja mungkin akan merasa malu.

“Selama ada namanya, atau kelihatan orangnya siapa, meskipun orangnya mengatakan kalau hal tersebut merupakan bentuk terima kasih, itu merupakan gratifikasi,” ungkap Ina saat dihubungi, Selasa (2/4/2024), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Ina, dari pihak guru, akan ada rasa "sudah diberi sesuatu" sehingga dapat memicu pilih kasih atau favouritsm secara tidak sengaja.

Ia juga mempertanyakan tujuan orangtua atau wali murid melakukan tindakan tersebut.

Baca juga: Aksi Viral Siswa Berbaris Beri Wali Kelas THR Tuai Pro Kontra, Pengamat Pendidikan Ingatkan 1 Hal

Ina berpendapat terkadang ada orangtua atau wali yang ingin merasa anaknya mendapatkan posisi 'aman' di dalam kelas.

Posisi “aman” yang dimaksud juga mempunyai motif yang beragam, seperti mendapatkan nilai yang baik, menaikkan nilai, atau mengikutsertakan anak untuk lomba.

Jadi, orangtua atau wali nantinya akan bertindak membaik-baikkan tenaga pendidikan yang bertugas untuk memberikan nilai kepada anaknya.

“Selama ada tujuan seperti itu dari orangtua, mereka akan selalu menemukan kesempatan untuk melakukan hal tersebut, seperti hadiah untuk kenaikan kelas, hari raya, atau lainnya,” ujar Ina.

Ina melanjutkan, apabila nantinya dinas terkait karena memberikan hukuman karena viralnya video itu, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan.

Hal-hal kecil semacam itu seharusnya dihilangkan secara bertahap, bukan langsung dihilangkan begitu saja.

Halaman
1234

Berita Terkini