TRIBUNJATIM.COM - Meski tahu riba, seorang wanita buka jasa tukar uang baru di pinggir jalan.
Hal itu terpaksa dijalaninya untuk menghidupi ketiga anaknya karena suami sudah meninggal.
Ia melakoninya selama 30 tahun untuk mengusahakan hidup lebih baik untuk anak-anaknya.
Hal itu dialami Shelmi (58).
Jelang Lebaran, ia menjajakan uang pecahan Rp2.000 hingga Rp50.000, di sepanjang Jalan Gajah Mada, Tamansari, Jakarta Barat.
Tak peduli seberapa banyak dirinya dapat uang dalam satu hari, yang terpenting ia melakoni pekerjaan untuk menghidupi tiga orang anaknya.
Apalagi Shelmi merupakan seorang janda yang ditinggal wafat suaminya.
Diakuinya, wanita berambut bondol ini telah melakoni pekerjaan tersebut selama 30 tahun lamanya.
Biasanya dia menjual uang tukar pada momen-momen perayaan hari besar, seperti Imlek, Hari Raya Idul Fitri, dan lain sebagainya.
"Sudah 30 tahunan (jualan). Ambil dari bos, enggak tahu gimana caranya bos-bos dapat ya," katanya.
"Paling jago dapat Rp20 juta. Itu pun sebentar doang ya, habisnya cepat," kata Shelmi saat ditemui di depan Museum Arsip, Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (28/3/2024) lalu.
Menurutnya, ia telah menyetok uang tukar dari sejak Imlek.
Adapun uang yang banyak dijualnya tersebut rata-rata adalah pecahan Rp5.000, Rp2.000, Rp20.000, hingga Rp50.000.
"Kalau Rp10.000-an susah-susah," ungkap Shelmi.
Baca juga: Keluhan Pedagang Baju di Pasar Lapak Sepi Pembeli Padahal Jelang Lebaran, Tak Balik Modal: Kacau
Biasanya, Shelmi mengambil untung Rp5.000 dari uang pecahan yang dijajakan.