TRIBUNJATIM.COM - Iran menyerang Israel menggunakan ratusan rudal dan drone pada Minggu (14/4/2024).
Serangan Iran ini membuat Israel panik kalang kabut.
Serangan ratusan rudal dan drone ini merupakan balasan Iran atas serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah, hampir dua minggu lalu yang menewaskan anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan menelepon sekutu terdekatnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Sedangkan Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar rapat darurat.
Dilansir Al Jazeera, Minggu, kantor PM Israel menyebut Netanyahu melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Biden.
Baca juga: Iran Luncurkan Ratusan Drone dan Rudal Serang Langsung ke Israel, Rusak Pangkalan Militer
Ini merupakan pembicaraan pertama keduanya sejak Iran melancarkan serangan ke Israel. Namun, tidak dijelaskan detail pembicaraan antara kedua pemimpin negara tersebut.
Terpisah, terkait serangan Iran, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan pun langsung melayangkan permintaan formal untuk digelarnya rapat darurat Dewan Keamanan PBB.
Dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Dewan Keamanan PBB, Erdan menyebut serangan Iran itu sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan global.
“Serangan Iran adalah ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan global, dan saya berharap Dewan Keamanan PBB akan menggunakan segala cara untuk mengambil langkah kongkret terhadap Iran,” tulis Erdan dalam suratnya yang diunggah di media sosial X, dikutip dari kompas.tv.
“Saya mengonfirmasi permintaan Israel untuk segera mengadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk secara tegas mengutuk Iran atas pelanggaran berat dan segera bertindak menyatakan IRGC sebagai organisasi teroris,” tulis Erdan merujuk IRGC, Korps Garda Revolusi Islam Iran.
Sementara Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga berbicara dengan mitranya di AS, Menhan Lloyd Austin.
Dalam pembicaraan melalui telepon itu, Gallant disebut memberikan penjelasan singkat terkait operasi pertahanan menghadapi serangan Iran.
“Menteri Gallant mengungkapkan apresiasinya terhadap Menhan Austin atas kepemimpinannya dan solidaritasnya terhadap Israel,” bunyi pernyataan pemerintah Israel.
Dilaporkan sebelumnya, Iran akhirnya meluncurkan serangan ke Israel pada Minggu (14/4/2024) dini hari WIB setelah mengancam akan membalas serangan Tel Aviv terhadap konsulat Iran di Suriah hampir dua minggu lalu.
Ratusan rudal dan drone dilepaskan baik dari wilayah Iran, maupun proksinya ke arah Israel.
Teheran melegitimasi serangannya ke Israel dengan Pasal 51 Piagam PBB.
“Dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah, tindakan militer Iran adalah respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus,” tutur perwakilan tetap Iran di PBB melalui media sosial X.
Menurutnya, persoalan mengenai serangan ke konsulat Iran itu bisa dianggap selesai dengan serangan ke Israel.
“Namun jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, reaksi Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim jahat Israel,” tambahnya.
Baca juga: Serangan Iran ke Israel Bikin Amerika Pasang Badan, Joe Biden Buka Suara, Rusia Ingatkan Warganya
Iran: Serangan ke Israel adalah Tindakan Balasan
Iran menyebut serangannya ke Israel pada Minggu (14/4/2024) WIB adalah pembalasan atas serangan Israel terhadap konsulat mereka di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu.
Iran menegaskan pihaknya tetap mematuhi Piagam PBB dan hukum internasional.
Teheran melancarkan serangan ke Israel dengan meluncurkan ratusan rudal dan drone.
Sebelumnya Iran telah mengeluarkan ancaman kepada Israel seusai konsulatnya di Suriah diserang dan menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran melalui Kedutaan Besar Iran di Jakarta pun mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan serangan ke Israel.
Kemlu Iran mengungkapkan, negaranya menjalankan hak wajar untuk membela diri seperti yang tercantum dalam Pasal 51 Piagam PBB.
Mereka juga menegaskan serangan ke Israel merupakan serangan balasan "terhadap agresi militer berulang-ulang rezim Zionis" yang menyebabkan tewasnya para penasihat militer resmi Iran yang hadir di Damaskus atas undangan pemerintah Suriah.
Baca juga: IDF Tetap Serang Rafah Meskipun Seluruh Dunia Menentang, Menteri Israel Sebut Yahudi Terancam
“Langkah hari ini juga sekaligus merupakan pembalasan secara khusus terhadap serangan militer rezim Zionis pada tanggal 1 April 2024 terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damasku, Suriah,” bunyi pernyataan Kemlu Iran.
“Republik Islam Iran menggunakan kesempatan ini untuk menekankan kembali kepatuhannya terhadap prinsi-prinsip dan tujuan Piagam PBB serta hukum internasional,” tambahnya.
Mereka juga mengatakan Iran telah mengungkapkan tekad tegasnya untuk mempertahankan kedaulatan, integritas wilayah, dan kepentingan nasionalnya terhadap berbagai bentuk penggunaan kekuatan dan agresi secara ilegal.
Iran juga menyebut serangan ke Israel merupakan "tindakan defensif" untuk membela diri.
“...menunjukkan pendekatan bertanggung jawab Iran terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional pada saat tindakan ilegal dan genosida yang dilakukan oleh rezim apartheid Zionis terhadap bangsa Palestina, dan agresi militer terhadap pemerintah negara-negara di kawasan dengan tujuan memperluas api peperangan yang terus dilakukan rezim zionis,” sambung pernyataan Kemlu Iran.
Iran menegaskan pihaknya tak akan ragu mengambil "tindakan yang lebih defensif" untuk melindungi kepentingan sahnya, dari tindakan militer agresif dan penggunaan kekuatan ilegal.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com