TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Aspal di Jalan Nasional III di Jalur Gumitir 36, 800 yang menghubungkan Jember-Banyuwangi mengalami keretakan yang membahayakan para pengendara kendaraan berat.
Keretakan aspal tersebut, tepatnya berada di tikungan leter S Mbah Singo kawasan Gumitir Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Senin (22/4/2024).
Kasatlantas Polres Jember, AKP Achmad Fahmi Adiatma mengimbau, untuk pengendara roda enam dari arah Banyuwangi ke Surabaya, atau sebaliknya disarankan lewat Jalur Pantai Utara sementara ini.
Sebab Jalur Gumitir medannya sedang kurang kondusif.
"Satlantas Polres Jember memberikan himbauan untuk kendaraan roda 6 atau lebih untuk memutar lewat jalur lain.Dari munculnya retakan jalan itu, kami berkoordinasi dengan BPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) untuk dilakukan penanganan," ujarnya.
Menurutnya, telah terjadi penurunan di perkerasan aspal di Jalur Gumitir Jember tersebut. Sehingga ini sangat bahaya bagi pengemudi kendaraan roda enam lebih.
"Untuk sementara kami akan lakukan pengalihan kendaraan berat ke jalan alternatif. Kendaraan berat itu dengan kriteria Sumbu 3 atau roda 6 lebih, atau muatan 32 ton ke atas. Untuk nantinya lewat Jalur Pantura," kata Fahmi.
Fahmi mengaku akan melakukan koordinasi dengan Satlantas Polresta Banyuwangi. Agar seluruh kendaraan berat yang menuju Jember, dialihkan lewat Jalur Pantura.
"Sehingga nantinya meminimalisir terjadinya kemacetan di arus jalan. Apalagi nanti juga akan diberlakukan buka tutup arus," katanya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Jember Yamaha Mio vs Honda Beat, 2 Pengendara Tewas di Lokasi
Sementara itu, Kapolsek Sempolan Silo AKP M Na’i menambahkan, lokasi retakan aspal di Jalur Gumitir itu, merupakan tempat yang pernah terjadi longsor sekitar dua tahun lalu tepatnya 22 Juli 2022 silam.
"Pernah terjadi bencana alam pada bahu jalan dan tebing longsor yang mengakibatkan badan jalan hanya bisa dilalui kendaraan Roda 2 dan Roda 4, pada separuh badan jalannya. Serta diberlakukan sistem arus buka tutup secara bergantian dari kedua arah," ungkapnya.
Na'i mengungkapkan, panjang retakan jalan di Jalur Gumitir Jember itu kurang lebih 100 meter. Kata dia, dengan bmodel retakannya berbentuk melengkung, mengikuti alur jalan dimulai dari bahu jalan sisi kanan di Km 36, 750.
"Dan melintang jalan sampai kebahu jalan sisi kiri di Km 36,800. Kemudian melintang badan jalan ke arah bahu jalan sisi kanan di Km 36,850 arah Jember-Banyuwangi kawasan gumitir," ulasnya.
Sementara lebar retakan aspal tersebut, kata Na'i cukup bervariasi, kisaran 5 hingga 10 centimeter. Hal itu dapat memicu terputusnya jalan Nasional III Penghubung Jember-Banyuwangi.
"Retakan pada badan dan bahu jalan tersebut dapat berpotensi menimbulkan longsor yang akan mengakibatkan putusnya jalan nasional III penghubung Kabupaten Jember-Banyuwangi," tuturnya.
Hasil kajian sementara, kata Na'i penyebab munculnya retakan jalan nasional tersebut, karena curah hujan tinggi yang terjadi di Kawasan Pegunungan Gumitir Jember.
"Diduga akibat tingginya curah hujan yang turun selama sebulan terakhir. Serta juga disebabkan banyaknya kendaraan besar yang mengangkut muatan, melebihi batas maksimal atau over load," katanya.
"Saat ini, kami koordinasi terus dengan pihak BPBD Jember, PU Bina Marga dan Muspika Silo. Untuk melakukan asistensi dan langlah antisipatif terhadap dampak yang akan timbul. Juga koordinasi dengan pimpinan atas," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Suharto Koordinator Pengawas Lapangan Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur - Bali Satuan Kerja PJN Wilayah I, Pejabat pembuat Komitmen 1.6 Propinsi Jawa Timur di Jember mengaku saat ini, Jalur di Gumitir sedang dalam penanganan petugas.
"Sudah ditangani dan sudah ditambal.Kalau penyebabnya karena hujan sehingga membuat aspal ambles," tanggapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler.
Penanganan terhadap kondisi aspal jalan di ujung Bumi Pandalungan itu. Kata dia, masih dibenahi dengan cara di tambal.
"Sementara untuk perbaikannya, masih kami ajukan anggarannya ke kantor Balai. Nanti kalau ada anggarannya, akan segera ditangani," ucap Suharto.