Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang meminta masyarakat mewaspadai terjadinya cuaca buruk saat peralihan musim hujan ke musim kemarau seperti saat ini.
Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, hujan dengan intensitas sedang hingga deras kerap mengguyur wilayah pegunungan Semeru hingga saat ini.
Menurut Patria, potensi terjadinya banjir lahar dingin bisa terjadi kapanpun, terutama saat hujan deras mengguyur.
"Hingga saat ini, masa transisi musim penghujan dan musim kemarau. Hujan terpantau kerap turun dengan intensitasnya mulai sedang hingga deras. Sehingga potensi bencana (banjir lahar dingin) itu tetap ada," ujar Patria ketika dikonfirmasi, Kamis (9/5/2024).
Patria menambahkan, pihaknya terus melakukan pemantauan di tiga aliran sungai yang menjadi jalur lahar dan awan panas. Di antaranya Sungai Mujur, Sungai Rejali dan Sungai Glidik.
Usai kejadian banjir lahar dingin beberapa waktu lalu, daerah sekitar aliran sungai tersebut terdampak parah tergerus aliran banjir.
18 jembatan rusak serta belasan rumah rusak jadi bukti dahsyatnya banjir lahan dingin jika sedang menerjang.
"Kami masih menurunkan alat berat di titik-titik rawan untuk menormalisasi sungai, sehingga dapat mempermudah akses untuk upaya perbaikan," terangnya.
Di sisi lain, aktivitas Gunung Semeru terpantau hingga kini masih berada dalam level III Siaga.
Baca juga: Cuaca Jatim Jumat 10 Mei 2024 Cerah - Cerah Berawan, Batu dan Probolinggo Diprediksi Hujan Ringan
Terbaru, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan material vulkanik pada Rabu (8/5/2024).
"Hingga saat ini masih siaga statusnya. Gunung Semeru terpantau kemarin asap kelabu dengan intensitas tebal setinggi 1.000 meter keluar dari puncak kawah Gunung Semeru dan mengarah ke timur," tutupnya.