Berita Viral

Menparekraf Sandiaga Turun Tangani Sekte Sesat Bule di Bali, Warga Resah Budaya Dicoreng, 'Tindak'

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekte di Bali yang dipersoalkan Nilu Djelantik kini langsung ditangani kasusnya oleh Sandiaga Uno.

TRIBUNJATIM.COM - Sandiaga Uno langsung ambil tindakan tegas setelah mendapat laporan terbaru terkait adanya aktivitas tak sesuai yang dilakukan di Pulau Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menanggapi langsung keluhan yang diungkap di media sosial.

Dalam pesannya kepada Niluh Djelantik, Sandiaga Uno mengumbar janji akan bergerak menindak tegas para bule yang terlibat dalam video yang tersebar.

Berawal dari sebuah video yang beredar ramai di media sosial.

Video itu awalnya diunggah oleh pemilik Instagram @niluhdjelantikm, Jumat (17/5/2024).

Niluh Jelantik menceritakan keresahannya dan warga lain melihat perilaku para bule di Pulau Bali.

Niluh Putu Ary Pertami Djelantik mambagikan sebuah video.

Dimana dalam video itu terlihat para bule alias Warga Negara Asing (WNA) melakukan ritual tak senonoh.

Yakni di mana para bule wanita diraba-raba oleh para pria secara bergantian.

Mengerikannya lagi, para bule wanita itu dalam kondisi seperti sedang tak sadar.

Sekte viral di media sosial dilakukan di Bali (Instagram Niluh Djelantik)

Melihat hal tersebut, Niluh menganggap apa yang dilakukan para bule itu tak sesuai norma.

Serta tak menghormati nilai-nilai budaya Bali dan membuat warga resah.

Sandiaga Uno lantas berjanji akan segera menindak tegas WNA yang terekam dalam video itu.

"Matur suksma mbok Niluh yang selalu gerak cepat. Kita tindak tegas!" tulis Sandiaga Uno dalam pesan singkat kepada Niluh, dikutip TribunJatim.com, Sabtu (18/5/2024).

Simak postingannya dalam link berikut ini.

Terbaru, Direktoral Jenderal Imigrasi (Dikjen Imigrasi) mengaku akan menindaklanjuti hal tersebut.

“Terima kasih atas laporannya, akan kami tindak lanjuti segera. cc @kemenkumhambali @imngurahrai @imigrasidenpasar,” tulis akun @ditjen_imigrasi.

Sementara itu, dari hasil penyelidikan salah satu pelaku diduga merupakan WNA asal India yang bernama Satyarthiprateek.

Bule-bule tersebut juga diduga melakuan ritual sekte sesat dengan berpindah-pindah lokasi.

Sekte di Bali yang dipersoalkan Nilu Djelantik kini langsung ditangani kasusnya oleh Sandiaga Uno. (Instagram Niluh Djelantik)

Dikutip TribunJatim.com dari rilis dalam website humas.polri.go.id, disampaikan laporan terkini soal kasus tersebut.

"Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan S.I.K., M.H., menanggapi bahwa saat ini Satreskrim Polres Gianyar sedang lidik kejadian tersebut, sabtu 11/5/2024.

Dari hasil lidik terhadap vidio di Medsos pelaku merupakan WNA asal India an. Satyarthiprateek, termasuk pesertanya juga semua WNA.

Untuk TKP yang terlihat dalam vidio tersebut, diperkirakan kegiatan tersebut dilaksanakan tanpa ijin dari pemilik lokasi dengan lokasi yang berpindah-pindah merupakan potongan-potongan vidio diperkirakan ada di daerah Ubud Gianyar, namun dari hasil pengecekan di beberapa lokasi yang kita curigai, sementara pemilik lokasi tidak mengakui adanya kegiatan sesat tersebut di tempatnya,

Polda Bali beserta instansi terkait tetap akan melakukan penyelidikan dan langkah-langkah lainnya terhadap dugaan peristiwa tersebut untuk memastikan tidak boleh terulang kembali, karena dapat mencoreng citra Bali yang terkenal dengan budaya, tradisi dan adat istiadat yang penuh dengan sopan santun dan kasih.

Dari hasil koordinasi dengan Imigrasi Denpasar, yang diduga sebagai pencetus kegiatan tersebut an. Satyarthiprateek sudah meninggalkan Indonesia sejak tanggal 22 April 2024.

Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang, jangan mudah terprovokasi, percayakan ke pihak yang berwenang, dan Wisatawan baik mancanegara maupun lokal yang berkunjung ke Bali wajib untuk selain mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, juga menghormati adat istiadat dan budaya di Bali, serta mari kita bersama jaga Bali agar tetap ajeg dan Santi, tutup KBP Jansen."

Baca juga: Sosok Ketua Yayasan Sekte Pemuja Setan Malang, Diusir Warga? Korban Tumbal Murka Kematian Ditulis

Tak hanya di Bali mulai lahir sekte-sekte yang tak diketahui asal dan kegiatan aslinya.

Di Malang beberapa waktu lalu misalnya juga viral sekte yang menghebohkan.

Satreskrim Polresta Malang Kota melakukan penyelidikan, atas kasus dugaan adanya sekte pengabdi setan yang viral di media sosial.

Untuk melakukan penyelidikan tersebut, polisi melakukan pengumpulan data dan analisis video yang telah beredar di media sosial tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Danang Yudanto mengatakan, bahwa pihaknya melakukan penyelidikan dengan metode digital forensik.

"Saat ini, kami sedang melakukan penyelidikan dan pendalaman melalui digital forensik. Terkait beredarnya video (video pengakuan adanya sekte pengabdi setan) tersebut," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (17/1/2024).

Pria yang akrab disapa Danang ini menjelaskan, digital forensik merupakan langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi konten video yang beredar.

"Digital forensik dilakukan untuk mengetahui metadata terkait konten sekte pengabdi setan itu. Terkait bagaimana konten itu, dibuat dimana, dan kapan dibuatnya," pungkasnya.

Baca juga: Kasus Cekcok Mahasiswa di Malang dengan Anak Mantan Pejabat, MPD Pastikan Tak Ada Diskriminasi

Seperti diketahui sebelumnya, beredar kabar adanya dugaan sekte pengabdi setan di Kota Malang.

Kabar itu kali pertama muncul dari akun YouTube Lonceng Mystery yang mengundang narasumber Siska, seorang perempuan yang mengaku pernah jadi korban tumbal.

Dalam pengakuannya di dalam video, kejadian itu terjadi di tahun 2014, dimana masih menjadi mahasiswa. Dia pun ingin menambah penghasilan sendiri di luar jam kuliah.

Kemudian Siska ditawari oleh teman inisial S untuk menjadi tutor di salah satu yayasan pembelajaran atau bimbingan belajar.

Awalnya Siska mengaku mengajar seperti biasa selayaknya tutor bimbel. Mengajar 1-2 bulan itu tidak terjadi apa-apa. Namun Ia mulai mengalami keanehan karena tidak pernah bertemu dengan ketua yayasan bimbel tersebut.

Siska pun mengaku semakin curiga lantaran bayaran menjadi tutor dinilainya lebih besar dibanding bimbel lainnya. Jika biasanya bayaran bimbel kala itu Rp 30 ribu perjam, namu ia mengklaim mendapatkan uang Rp 500-600 ribu per minggu.

Setelah 4 bulan menjadi tutor, Siska diundang untuk datang ke seminar pada jam 23.00 WIB, di salah satu hotel Kota Malang. Tak sendiri, Siska mengatakan jika dari bimbel tersebut yang diundang ada 4 orang. Yakni Siska, inisial S (yang mengajak menjadi tutor), inisial A dan inisial T.

"Kita datang ke hotelnya udah ngrasa ini kayaknya bukan seminar deh. Seminar gak kayak gini. Waktu di gerbang sampai pintu masuk, itu lilin sudah berjajar,"

"Kita masuk di salah satu aula yang didekorasi gelap. Aku langsung mikir ini sekte-sekte pemujaan. Meja disusun rapi. Yang datang pakai jas hitam semua," ungkapnya di dalam video.

Siska pun mengatakan jika ketua yayasan bimbelnya itu perempuan sudah berada di aula tersebut, dengan mengenakan jas hitam. Dia pun merasa aneh karena di dalam ruangan seminar tidak ada yang mengobrol, hening dan sepi..

Saat berada di aula, Siska menyebut jika ada seorang pria memakai topeng berwarna hitam naik ke atas panggung. Siska pun memberanikan bertanya kepada ketua yayasan bimbelnya, namun hanya direspon dengan menoleh, dan tanpa bercerita apapun.

"Semakin takutlah aku. Mulai jam 11 juga. Lalu pria yang naik panggung berbicara soal jaringan jika yang di kabupaten berkumpul di sini, yang di kota berkumpul di titik sebelah ini. Aku ga paham apa yang dibicarakan. Akhirnya kami berempat bilang untuk meminta pulang," ungkapnya

Saat pamit, ketua yayasan bimbel tersebut hanya mengangguk dan tidak mengeluarkan sepatah katapun kepada Siska. Akhirnya, mereka berempat lari dan sekitar 100 orang yang berada di aula itu pun melihat ke arah Siska.

Setelah pulang dari seminar itu, Siska mengaku mendapatkan beragam kejadian aneh. Pertama, teman Siska yang menginap di rumah dihantui pocong. Kedua, ibu Siska melihat Siska di kamar padahal sedang keluar.

"Ketiga, di pagi hari aku nganterin ibu ke pasar. Pulangnya saat nyetir sepeda, ada yang mendorong aku dari belakang. Aku jatuh, ibuku terpental ke kanan,"

Baca juga: Kota Malang Alami Inflasi 0,22 Persen, Local Hero Malang’ Beberkan Solusi Strategis Tekan Penyebab

"Aku jatuh telungkup ke aspal. Di belakangku sudah ada bus. Bus ngerem mendadak. Posisi kepala dan ban bus hanya sejengkal. Aku pingsan. Helmku pecah jadi dua dan motor hancur," akunya.

Tak terima dengan beragam keanehan, Siska pun datang berkunjung ke rumah ketua yayasan bimbelnya.

"Karena pintu tidak ditutup, aku masuk ke sana, ternyata ada 4 kertas berisi biodata kita berempat. Tertulis nama, tanggal lahir, jam kelahiran, weton,"

"Aku baca punyaku, gimana sih proses aku dijadikan tumbal. Proses kematianku itu tertulis pertama aku sakit, kedua aku kecelakaan, kepalaku kayak apapun ditulis sama dia. Ketiga kalau gagal aku bunuh diri," ungkapnya.

Membaca kertas itu, Siska pun merasa emosi dengan ketua yayasan bimbelnya itu. Siska marah karena merasa tak saling kenal, namun hendak dijadikan tumbal.

"Ada pak W (tetangga ketua yayasan) yang melerai. Akhirnya dibawa ke kelurahan, diadili dan si ibuk ini tadi disuruh keluar dari kampung itu," kata Siska.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini