Berita Blitar

Bencana Kekeringan Ancam Kabupaten Blitar, 2 Desa Sudah Ajukan Dropping Air Bersih 

Penulis: Samsul Hadi
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kekeringan dalam artikel berjudul Bencana Kekeringan Ancam Kabupaten Blitar, 2 Desa Sudah Ajukan Dropping Air Bersih 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Bencana kekeringan mengancam wilayah Kabupaten Blitar pada 2024 ini. Saat ini, sudah ada dua desa yang mengajukan dropping air bersih ke BPBD Kabupaten Blitar.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Berttyanto mengatakan Bupati Blitar sudah mengeluarkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan atau lahan di Kabupaten Blitar pada 2024.

Status tanggap darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan di Kabupaten Blitar itu berlangsung selama 90 hari mulai 3 Juni 2024 sampai 31 Agustus 2024.

"Status tanggap darurat ini dapat diperpanjang atau dipersingkat sesuai kebutuhan di lapangan," kata Ivong, Kamis (4/7/2024). 

Dikatakannya, dari hasil pemetaan BPBD, ada enam kecamatan di Kabupaten Blitar yang masuk daerah rawan kekeringan. 

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Tengah Kekeringan Musim Kemarau, Kabupaten Trenggalek Diprediksi Diguyur Hujan

Enam kecamatan di Kabupaten Blitar yang masuk daerah rawan kekeringan, yaitu, Wates, Binangun, Panggungrejo, Wonotirto, Kademangan dan Bakung. 

"Awal Juli 2024 ini sudah ada dua desa yang mengajukan permohonan dropping air bersih ke BPBD," ujarnya. 

Dua desa yang sudah mengajukan dropping air bersih, yaitu, Desa Tugurejo Kecamatan Wates ada 65 kepala keluarga (KK) dan Desa Sumberkembar Kecamatan Binangun ada 70 KK.

"Sebagai catatan, pada 2023, awal dropping air bersih dilaksanakan mulai 23 Agustus 2023 sampai dengan 31 Desember 2023 sebanyak 365 rit. Satu rit kapasitas 6.000 liter," katanya. 

Ia menjelaskan, selain menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan, BPBD Kabupaten Blitar melakukan persiapan sarana dan prasarana antisipasi kekeringan. 

Baca juga: Dampak Kekeringan, Para Petani di Lamongan Babat Tanaman Padi untuk Pakan Ternak

Sarana dan prasarana yang disiapkan untuk antisipasi kekeringan, yaitu, tiga unit armada tangki air, tandon air, jeriken, terpal dan logistik. 

"Kami juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jatim untuk antisipasi kekeringan dan asesmen lokasi rawan kekeringan," ujarnya. 

Seperti diketahui, berdasarkan asesmen BPBD Jawa Timur (Jatim) menyebutkan dua wilayah di Jatim, yaitu, Blitar dan Pacitan menghadapi ancaman kekeringan pada 2024.

Dua daerah itu masuk dalam daftar wilayah terdampak kekeringan akibat musim kemarau panjang berdasarkan asesmen BPBD Jawa Timur

Baca juga: Bencanan Kekeringan Ancam Sampang, BPBD Ungkap Kendala Penanganan

Berita Terkini