Menurutnya, selama ini Pemerintah Kota Solo telah memberikan ruang seluas-luasnya untuk setiap agama dalam mengekspresikan pengamalan agamanya.
"Karena kita menerima manfaat yang luar biasa setelah Natal, Tahun Baru, Idul Fitri, semua diberi ruang yang sama.
Mudah-mudahan pihak yang berwenang merasa ada yang kurang pas bisa dikomunikasikan secara baik-baik," jelasnya.
Ia pun berharap para tenant bisa membuka kembali dagangannya.
Pasalnya festival kuliner non halal ini melibatkan tenant dari berbagai daerah.
Di antaranya Bali, Medan, Surabaya, Semarang, Ujung Pandang, Pontianak, Manado, Bangka, Singkawang, Tangerang, hingga Jakarta.
"Semua pasti ada solusi. Kalau ada kekurangan bisa diperbaiki di kemudian hari. Semoga tidak ditutup, segera bisa buka kembali," ungkapnya.
Update terbaru, festival kuliner non halal Pecinan Nusantara di Solo Paragon Mall kembali dilanjutkan.
Namun festival dibuka dengan diberi penutup sekat kain di sekelilingnya, Kamis (4/7/2024).
"Sudah lanjut," jelas perwakilan dari Event Organizer (EO) Jangkrik, Ken.
Pihaknya mengakui adanya protes dari beberapa ormas Islam.
Salah satunya pemasangan baliho di depan Solo Paragon Mall yang dinilai terlalu eksplisit saat ini telah dicopot.
Selain itu, permintaan menutup dengan kain juga telah dipenuhi.
"Jadi permintaan dikasih kain sekitarnya. Untuk penutup, oke kita ikuti, intinya kita ikuti permintaan," tuturnya.
Ia pun bersyukur bisa melanjutkan kembali festival kuliner yang melibatkan 34 tenant dari berbagai daerah tersebut.