Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Sebanyak 2684 Alumni Universitas Jember yang lulus 2023, hingga kini belum bekerja dan masih menyandang gelar sarjana pengangguran.
Hal tersebut dikatakan, Kepala Unit Penunjang Akademik (UPA) Pengembangan Karier dan Kewirausahaan Universitas Jember, Dr. Rokhani, S.P., M.Si.
Menurutnya, hasil tracer study, jumlah alumni atau lulusan Universitas Jember tahun 2023 sebanyak 7786 orang. Kata dia, yang telah mengisi tracer study sebanyak 6217 orang.
"Hasilnya yang bekerja bekerja 2602 orang, berwirausaha 298 orang dan studi lanjut sebanyak 927 orang, sedangkan alumni yang belum bekerja sebanyak 2684 orang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/7/2024).
Rokhani mengatakan agar para alumni ini bisa segera tertampung di dunia kerja dan Industri.
Baca juga: Unej Terima 4.401 Mahasiswa Baru Jalur SNBT, 1.772 Diantaranya Penerima Beasiswa KIP-K
Universitas Jember (UNEJ) menggelar Career Expo pada 11 Juli 2024 dengan mendatangkan belasan perusahaan ternama di Indonesia.
"Dengan tujuan dapat memfasilitasi para alumninya untuk mempersingkat masa tunggu mendapatkan pekerjaan sehingga dapat menentukan karirnya sesuai dengan keterampilan atau skill yang dimiliki," ucapnya.
Dia mengatakan kegiatan , UNEJ Career Expo 2024 kemarin juga dibuka untuk masyarakat umum. Supaya mereka bisa memperoleh kesempatan kerja.
"Total peserta yang mendaftarkan secara online sebanyak 3.276 orang dengan fresh graduate Alumni UNEJ 50,58 persen dan mahasiswa semester akhir serta masyarakat umum 49,42 persen" imbuh Rokhani.
Sementara , Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Jember Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H. mengaku terus menghimpun para alumni yang telah berkiprah dan sukses. Supaya mereka dapat menjaring adik tingkatnya agar terserap di dunia kerja."Tujuannya adalah untuk mempersingkat masa tunggu mereka (alumni)," imbuhnya.
Baca juga: Alasan Jaksa Bebaskan Suami Aniaya Istri di Jember Lewat Restorative Justice, Dikabulkan
Mengingat, kata dia, Indeks Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi adalah capaian kerja yang didapat oleh para alumni. Bahkan hal itu menjadi tolak ukur keberhasilan kampus mendidik mahasiswanya.
“Semakin alumni cepat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, sesuai dengan standar yang ditentukan. Maka nilai IKU-nya semakin bagus hal ini menjadi kewajiban perguruan tinggi bagaimana sumberdaya yang dihasilkan itu dapat diserap oleh dunia kerja,” kata Fendi.
Oleh karena itulah, Fendi menilai, peran alumni menjadi sangat penting dalam memajukan Kampus Tegalboto ini. Karena mereka punya andil besar dalam menfasilitasi adik tingkatnya bisa masuk di pasar kerja.
"Pada masa transisi inilah diperlukan peran serta alumni, dari dunia Pendidikan masuk dunia kerja dan bisa jadi langsung ditangkap oleh dunia kerja. Untuk itu alumni bagian sebenarnya yang tidak terpisahkan dari perguruan tinggi, maka kita dorong untuk memikirkan ini sema," jlentrehnya.
Mengingat dalam kurun lima tahun mendatang, kata Fendi, telah memasuki bonus demografi dan jumlah angkatan kerjanya semakin meningkat. Tetapi ada ancaman baru yang perlu dipahami bersama.
“Ada yang perlu dipahami bersama, bahwa peluang kerja mulai digeser dengan tekhnologi informasi, Artificial Intelligence (AI), ataupun komputerisasi, efisiensi perusahaan pasti akan dilakukan. Maka yang perlu diantisipasi adanya peluang-peluan kerja baru diluar dari kerja-kerja yang konvensional,” imbuhnya.
Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat warga Kabupaten Jember berstatus pekerja pada 2023 sebanyak 1.428.908 orang. Dari total tersebut mereka yang lulusan perguruan tinggi hanya 6,45 persen.
Meskipun Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), persentasenya mencapai 95,99 persen. Sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Jember pada 2023 hanya 72,30 persen dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) hanya 4,01 persen.
Rata-rata penduduk yang bekerja di Kabupaten Jember didominasi lulusan Sekolah Dasar (SD) dengan persentase 53,70 persen. Kemudian disusul pekerja dengan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 16,32 persen.
Kemudian untuk penduduk bekerja dengan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya 14,53. Sementara yang mengeyam pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) cuma 9 persen.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember Suprihandoko mengatakan kalau serapan lulusan perguruan tinggi serapannya kecil. Seharusnya pemerintah dan kampus sama-sama bisa koreksi diri.
"Harusnya (pemerintah dan perguruan tinggi) sama-sama koreksi diri, Kira-kira pelatihan apa yang mahasiswa butuhkan agar bisa masuk di pasar kerja dan pasar industri," tanggapnya.
Mengingat, kata dia, Disnaker Jember sempat memperoleh keluhan dari investor pada akhir 2023. Mereka membutuhkan tenaga kerja yang punya kompetensi akutansi bisnis dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
"Setelah dilakukan uji kompetensi, dari hampir 1000 orang yang daftar satu pun investor ini tidak menemukan," kata pria yang akrab disapa Supri.
Hal tersebut, kata dia, membuat investor ini meminta ijin di Disnaker Jember untuk mengambil tenaga kerja dari luar daerah. Sebab SDM-nya tidak tersedia.
"Akhirnya saya minta, agar investor ini membantu dengan menurunkan sedikit standar kompetensi dan melakukan pendampingan. Kalau butuh biaya pendampingan bisa kolaborasi dengan kami. Agar kami siapkan biaya itu dan penting SDM yang direkrut adalah lulusan dari Jember," imbuh Supri lagi.