Berita Probolinggo

Tradisi Warga Probolinggo saat Bulan Suro, Arak Hasil Bumi dan Tumpeng Keliling Kampung

Penulis: Ahsan Faradisi
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga di Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo saat berebutan hasil bumi dan tumpeng usai melakukan arak-arakan.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahsan Faradisi

TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Bulan suro, oleh warga di Kota/Kabupaten Probolinggo dijadikan momen menggelar syukuran atau selametan. Salah satunya adanya kegiatan selametan hasil bumi warga.

Seperti yang dilakukan warga di Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, pada Sabtu (13/7/2024) malam, dimana hasil bumi dikumpulkan menjadi satu lalu diarak keliling kampung.

Arak-arakan menyerupai gunungan hasil bumi warga sekitar itu bermacam-macam, mulai sayur mayur, beras, gabah, uang kertas dan lain-lainnya. Selain itu, warga juga menyiapkan nasi tumpeng yang turut diarak keliling.

Kegiatan ini biasa disebut 'Ritual Buk-buk Bumeh Bulen Sorah' atau 'Grebek Suro' dengan harapan bumi selalu memberi keberkahan dan tidak memberi bencana. Setelah diarak, nantinya hasil bumi dan nasi tumpeng itu akan jadi rebutan.

Saat arak-arakan, hasil bumi berbentuk gunung dan nasi tumpeng itu diiringi pasukan berkuda dan kesenian jaran kencak yang dikendarai anak-anak kecil dengan lantunan musik tradisional. Kegiatan ini biasanya digelar di hari kelima Bulan Suro.

Baca juga: Bertepatan 1 Suro, Sosok Ibu di Indramayu Viral Melahirkan Bayi Kembar 5, Ayahnya Bingung Beri Nama

"Sudah setiap tahun memang selalu menggelar grebek suro ini, sebagai bentuk syukur kami warga atas rejeki yang diberikan alam dan juga dengan harapan alam tidak marah sehingga terjadi bencana," kata seorang warga setempat, Rudi.

Menurut Rudi, dengan adanya grebek suro ini memang akan mengundang perhatian warga atau pengguna jalan yang melintas. Sehingga akan menyempatkan diri untuk berhenti dan menonton arak-arakan hasil bumi.

"Kalau sudah selesai arak-arakan dan dibaca dengan ayat-ayat suci, dilanjutkan dengan rebutan hasil bumi. Baru sebelum acara selesai, terlebih dahulu menyantuni anak yatim yang berasal dari desa ini," pungkasnya

Baca juga: Menilik Tradisi Grebeg Suro Kawruh Sedulur Sejati di Gresik, Nasi Kebuli Jadi Kekhasan Acara

Berita Terkini