Jayan menjelaskan, seluruh bahan yang mengandung propana dan buatana dapat dipakai untuk bahan bakar kendaraan, layaknya bensin.
Untuk menggunakan elpiji 3 kg sebagai bahan bakar kendaraan, pengendara bisa menyambungkannya melalui karburator atau injektor pada bagian manifold motor.
"Intinya, semua bahan bakar cair atau gas bisa dipakai untuk bahan bakar mesin. Cuma performance dan efisiensi mungkin beda-beda," tegasnya.
Jayan menjelaskan, semua bahan bakar mesin memiliki spesifikasi minimal dan tidak sembarangan untuk dipakai menjalankan kendaraan.
"Karena setiap bahan bakar punya karakteristik sendiri-sendiri," lanjut dia.
Menurutnya, ada banyak properti untuk menilai karakter suatu bahan bakar, seperti nilai kalor atau oktan bahan bakar.
Sebagai contoh, Pertalite memiliki nilai oktan RON 90, sedangkan Pertamax mengandung oktan minimal 92.
Angka oktan yang tinggi membuat pembakaran bahan bakar lebih sempurna dan tidak meninggalkan residu.
Meski LPG dapat dipakai untuk bahan bakar motor, ia menyebut ada dampak ekonomi dan efek yang dialami mesin kendaraan.
Dari sisi ekonomi, katanya, penggunaan elpiji sebagai bahan bakar motor akan membuat negara rugi.
Pasalnya, LPG melon atau 3 kg merupakan bahan bakar subsidi untuk masyarakat miskin, bukan ditujukan untuk bahan bakar kendaraan.
Sebaliknya, penggunaan gas elpiji sebagai bahan bakar motor juga tidak sebaik pemakaian bensin.
"Performance (motor) lebih rendah sedikit, pembakaran lebih kering sehingga efek pelumasan di-liner (silinder) berkurang, dan lain-lain," imbuh dia.
Efek pelumasan yang berkurang pada liner silinder mesin kendaraan akan membuat gesekan antarpiston semakin tinggi.
Jika dibiarkan, kinerja dan performa kendaraan akan berkurang.