Diduga api dari korsleting ini menetes dan mengenai plastik serta sekam alas kandang, sehingga langsung menyebabkan kobaran api.
Sebelumnya, saksi karyawan peternakan ini mengatakan api pertama kali muncul di lantai 3 bagian tengah.
Api diduga berasal dari alat pemanas bertenaga listrik, yang dipakai mengalirkan udara hangat ke kandang.
Pemanas ini diperlukan untuk menjaga kondisi ayam yang masih berusia 5 hari, apalagi sedang musim dingin atau bediding.
Api cepat membesar karena alas kandang berupa sekam atau kulit padi, dan ada lembaran plastik untuk menangkap kotoran.
Bara dari sekam ini kemudian jatuh ke lantai di bawahnya dan menimbulkan kebakaran di titik baru.
Api sulit dikuasai karena angin dari arah belakang, atau selatan peternakan yang bertiup kendang.
Seluruh bangunan peternakan milik Saiful Maskur ini ludes terbakar bersama sekitar 60.000 ekor ayam di dalamnya.
Bangunan peternakan berukuran 35x125 meter ini baru dibangun sekitar 1 tahun.
Peternakan modern full otomatis ini juga baru panen sekitar 3 kali, sebelum akhirnya terbakar ini.
Total kerugian yang dialami Saiful diperkirakan mencapai Rp 8 miliar.