"Waktu itu kulit korban terasa seperti terbakar dan panas gitu. Kalau yang sekarang, memang korbannya (ENS) meninggal dunia," jelas Arya.
Meski begitu, pelaporan kasus dugaan malapraktik terhadap A tidak berlanjut setelah korban sepakat untuk berdamai.
"Pada hari itu memang dilakukan upaya perdamaian antara korban dengan pihak klinik," imbuh Arya.
Sebelumnya diberitakan, ENS yang terbang jauh dari Medan ke Depok tewas usai menjalani operasi penyedotan lemak di salah satu klinik kecantikan di Beji, Kota Depok.
Korban mengalami pecah pembuluh darah saat menjalani operasi sedot lemak. Usai pembuluh darahnya pecah, korban sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Polisi belum bisa memastikan apakah pecah pembuluh darah tersebut menjadi penyebab ENS meninggal dunia atau bukan.
Sejauh ini, Polres Metro Depok telah memeriksa dua saksi, yakni A dan suami pemilik klinik WSJ.
Adapun ENS sudah dimakamkan di Medan, Sumatera Utara, pada Selasa (23/7/2024).
Dugaan penyebab kematian ENS selebgram Medan itu diurai oleh dokter Tompi.
Meski begitu, penyebab kematian selebgram asal Medan berinisial ENS (30) usai menjalani operasi sedot lemak di Klinik WSJ, Beji, Kota Depok, masih tanda tanya.
Dokter spesialis bedah plastik dari Beyoutiful Aesthetic Center, Dr. Teuku Adifitrian, Sp.BP-RE., atau yang akrab disapa Dokter Tompi menjelaskan, tindakan operasi sedot lemak bisa sampai menyebabkan seseorang meninggal dunia ketika pasien mengalami komplikasi berat akibat pelaksanaan tindakan medis yang tidak prosedural.
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian pada sedot lemak, kata Tompi, disebut dengan emboli, yaitu ketika potongan lemak lepas dan menyumbat organ tertentu di dalam tubuh.
"Efeknya bisa menyebabkan emboli. Apabila lemak sampai menyumbat organ vital, dampaknya bisa fatal hingga menyebabkan kematian di atas meja operasi," jelas Tompi, saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Baca juga: Nasib Selebgram Tewas usai Sedot Lemak, Keluarga Dilarang Lihat Wajah Korban, Curigai Malapraktik
Tompi menjelaskan, tindakan sedot lemak atau liposuction yang dikerjakan dengan prosedur sesuai standar dunia kesehatan umumnya aman dilakukan.
Menurutnya, kasus kematian akibat operasi sedot lemak tergolong rendah.