Berita Surabaya

Perluas Akses Pekerjaan pada Difabel, Imigrasi Surabaya Bikin Program 'I’m Possible'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor Imigrasi Surabaya meluncurkan program I’m Possible. Program ini demi mendukung terwujudnya kesempatan yang setara bagi Difabel di dunia kerja, Minggu (18/8/2024)

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kantor Imigrasi Surabaya meluncurkan program "I’m Possible". Program ini demi mendukung terwujudnya kesempatan yang setara bagi Difabel di dunia kerja.

Memberdayakan para pegawai difabel, program ini diharapkan memperluas akses pekerjaan kepada mereka yang selama ini belum banyak mendapatkan intervensi. "I’m Possible artinya saya mampu. Semua orang punya hak yang sama untuk bisa mendapatkan kesempatan kerja," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya Ramdhani dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (18/8/2024).

Program ini diharapkan dapat mengubah persepsi publik terhadap para penyandang disabilitas. Dengan memberi kerja yang setara, maka akan sekaligus mendorong inklusifitas.

Baca juga: Sambut Hari Bhakti Pengayoman ke-79, Imigrasi Surabaya Buka Layanan Paspor Merdeka

Hal ini penting dilakukan mengingat besarnya jumlah difabel di Indonesia. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta.

Berdasarkan UU No. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, terdapat lima kategori disabilitas, yakni fisik, intelektual, mental, sensorik, dan ganda/multi. "Di Indonesia mungkin masih kurang kesempatan memberikan peluang setara, padahal difabel juga memiliki potensi,” ujar Ramdhani.

Sebagai pelopor, Imigrasi berharap instansi lain turut memberdayakan para disabilitas dengan memberikan kesempatan kepada mereka. “Mudah-mudahan tidak cuma di Imigrasi, di kementerian atau lembaga yang lain juga bisa memberikan kesempatan yang sama sehingga mereka bisa bermanfaat untuk masyarakat maupun keluarga,” kata Ramdhani.

Di antara pegawai yang ikut program I’m Possible di Kantor Imigrasi Surabaya adalah Devi. Ia merasa sangat terbantu melalui program ini.

Baca juga: Tingkatkan Pengawasan WNA, Kantor Imigrasi Madiun Libatkan TNI/Polri, Jaga Kantibmas

“Informasi Juli pertengahan, mulai gabung per Agustus. Awalnya karena kerjasama Imigrasi dengan Gadisku, suatu lembaga galeri disabilitas di bawah naungan Dinsos. Di situ ada info kalau Imigrasi Surabaya membuka kesempatan disabilitas untuk customer service,” ujar Devi.

Meskipun memiliki keterbatasan fisik, namun ia tetap mampu melakukan sejumlah pekerjaan. “Kedua kaki saya membentuk letter O," katanya.

"Namun, sekalipun dengan keterbatasan fisik yang ada aku ingin menunjukkan bahwa meskipun ada kekurangan fisik tapi aku bisa. Saya ingin menunjukkan ke masyarakat luas kalau disabilitas itu bisa dan mampu,” tandas Devi. 

 

Berita Terkini