Namun, keinginan masa itu tak dipenuhi. Negoisasi gagal. Akhirnya, massa memaksa masuk gedung DPRD Bojonegoro dan mereka menghadapi barikade polisi yang berhelm-bertameng.
Saat massa menghadapi para polisi inilah, suasana tegang terjadi. Massa gigih merangsek, para polisi tak mau mengalah. Dorong-dorongan terjadi hingga akhirnya para polisi menang, massa mundur.
Massa yang dipukul mundur, kemudian membentuk formasi baru. Dan, dengan manuver yang mengejutkan, massa menumbuk pagar utara gerbang DPRD Bojonegoro hingga pagar itu jebol.
Manuver massa ini mengagetkan para polisi. Para polisi yang tak masuk dalam barikade pun bereaksi. Mereka mencoba meredam massa. Dan, polisi-polisi rerata berpakaian preman itu berhasil.
Massa yang tensinya mereda, nampak memilih tak menaikkan tensi lagi. Mereka hanya kembali mengemukakan tuntutan-tuntutan dan meneriakkan "Mosi Tidak Percaya" untuk DPRD Bojonegoro.
Setelah pembacaan tuntutan selesai, massa membubarkan diri. Namun, mereka tetap meneriakkan "Mosi Tidak Percaya" untuk DPRD Bojonegoro, diiringi nyanyian khas pergerakan mahasiswa-rakyat.