Berita Viral

Bantah Tomy Dieksploitasi Ayah Tiri Jadi Pemulung, Ibu Ngaku Sudah Larang Anaknya: Dia Berangkat

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bantah Tomy dieksploitasi ayah tiri, ibunda ungkap kelakuan anaknya

TRIBUNJATIM.COM - Ibu bocah berusia sembilan tahun yang diduga dipaksa orang tuanya untuk menjadi pemulung membantah anaknya dieksploitasi oleh ayah tiri.

Ibu dari Yazid Al-Bustomy, Khusnul Khotimah (29), mengaku tak tahu anaknya viral karena mengaku jarang melihat handphone dan membuka media sosial.

Dia justru seolah senang anaknya viral di media sosial dengan keadaan seperti itu.

Menurut dia, dengan begitu anaknya tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang.

"Kata orang-orang viral, biar semuanya tahu, bukan memandang Tomy (panggilan Bustomy) sebelah mata."

"Semuanya enggak mau temenan sama Tomy," kata dia saat diwawancarai, Jumat (30/8/2024).

"Tapi saya bilang ke Tomy, 'Enggak apa-apa nak, sekarang enggak ada yang peduli sama kamu, nanti besarnya kamu jadi orang yang sukses'," lanjutnya.

Ia mengaku sudah melarang anaknya untuk keluar.

Karena setiap hendak mengais barang bekas di jalanan, Tomy selalu pamit kepadanya.

Menurut dia, meski dilarang, Tomy tetap melakukan aktivitasnya memulung barang bekas.

Sehingga dirinya hanya bisa mendoakan agar anak sulungnya tersebut bisa mendatapkan rezeki.

"Kalau siang saya suruh tidur atau nonton TV atau main HP."

"Tapi pas saya ngeloni adiknya, dia berangkat," ungkap Khusnul Khotimah.

"Sehingga kadang ditanyain sama bapaknya kalau pulang kerja. Bapaknya kan kerja," kata dia.

Baca juga: Nasib Siswa SD Viral Dipaksa Ayah Tiri Jadi Pemulung, Kini Dibantu Pemerintah, Ortu Dapat Peringatan

Kisah dugaan eksploitasi terhadap Bustomy oleh ayah tirinya bermula dari perpisahan kedua orang tua kandung, beberapa tahun silam.

Setelah itu, Bustomy bersama ibu serta ayah tirinya tinggal di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, karena memang mereka adalah warga sana.

Pada tahun 2018, ibu Bustomy menikah dengan Moh Soleh (40) yang merupakan warga Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Setelah menikah, mereka sempat tinggal di Kabupaten Lamongan.

Sebelum pada akhir tahun 2021, mereka memutuskan untuk pindah ke Kabupaten Bangkalan, tepatnya di Kecamatan Labang.

Pada saat itulah penderitaan Bustomy dimulai.

Bustomy menderita penyakit di saluran pencernaannya, sehingga harus dioperasi.

Mendengar kondisi tersebut, Pemerintah Bangkalan saat itu berinisiatif untuk membantu Bustomy dengan menanggung biaya operasinya.

Meski Bustomy dan keluarganya masih tercatat sebagai warga Lamongan.

Operasi yang dilakukan di RS Dr Soetomo Surabaya itu pun sukses, sehingga Bustomy bisa sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula.

Khusnul Khotimah (29) bersama putranya, Yazid Al-Bustomy, saat diwawancarai, Jumat (30/8/2024). (KOMPAS.com)

Tak sampai di situ, Pemerintah Bangkalan terus mengintervensi kelangsungan hidup Bustomy dan keluarganya, termasuk pendidikan Bustomy.

Bustomy kemudian menempuh pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Labang.

Awalnya, semua berjalan lancar, dalam kesehariannya, Bustomy menempuh pendidikan seperti anak-anak lain seusianya.

Sementara ibunya menjadi pedagang es untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan ayah angkatnya bekerja serabutan.

Namun seiring berjalannya waktu, perjalanan hidup Bustomy berubah.

Hal itu dikarenakan Bustomy diduga dipaksa oleh ayah tirinya untuk berpura-pura menjadi pemulung demi menarik simpati dan iba dari masyarakat sekitar, sehingga memberikan uang.

Eksploitasi terhadap Bustomy ini diduga sudah terjadi sejak Bustomy berusia delapan tahun atau sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu.

Sampai beberapa minggu belakangan, momen Bustomy sedang menggendong karung dengan pakaian lusuh diabadikan konten kreator, diunggah, dan lalu viral di media sosial Instagram.

Baca juga: Tomy Bocah SD Tak Malu Jadi Pemulung Demi Nabung dan Jajan, Keliling Tanpa Alas Kaki, Ibu Jualan Es

Cerita tentang dugaan eksploitasi Bustomy ini dibenarkan Komandan Koramil Labang Kapten Inf Parnowo, di mana rumah orangtua Bustomy terletak di belakang markas Koramil Labang.

Menurut Parnowo, eksploitasi kepada Bustomy sudah diketahui oleh banyak warga sekitar.

Sebab, setiap hari, sepulang sekolah, Bustomy langsung disuruh menjadi pemulung oleh ayah tirinya.

Namun menurut dia, Bustomy tidak benar-benar menjadi pemulung, sebab karung yang biasa digendongnya tidak ada isinya.

"Memang ketakutan anak itu sama orang tuanya. Sedangkan karung yang dibawa itu enggak ada isinya."

"Jadi settingan saja itu supaya dapat iba gitu dari masyarakat, sehingga memberikan uang kepada anak ini," ujar dia.

Tomy bocah SD disuruh ayah tiri jadi pemulung (Instagram/arigez)

Dia juga mengatakan, Pemkab Bangkalan meminta agar Bustomy tidak lagi disuruh menjadi pemulung agar fokus ke pendidikannya.

Namun ayah tiri Bustomy saat itu sempat menolak dengan alasan agar anaknya tetap membantu mencari penghasilan untuk kedua orang tuanya.

"Mau disekolahkan bahkan sampai kuliah, tapi dengan syarat saya diberi uang Rp200.000 setiap hari, karena untuk beli rokok kebutuhan saya," kata dia menirukan perkataan ayah tiri Bustomy.

Pj Bupati Bangkalan, Arief M Edie menegaskan, kondisi kedua orang tua Bustomy masih dalam keadaan sehat.

Rumahnya juga permanen, sehingga tidak ada alasan untuk tetap menyuruh anaknya menjadi pemulung.

"Makanya kami minta untuk tidak lagi mulung karena tidak pada tempatnya anak kecil itu bekerja memulung, mereka harus sekolah," kata dia.

Berita Terkini