Kuburan utama berikut batu nisan ikut jadi sasaran penghancuran.
Kubah bangunan cungkup makam yang dibangun megah pun turut dihancurkan dengan cara ditarik dan dijatuhkan.
Isu makam palsu mencuat seiring dengan ramainya polemik nasab baalwi atau habib di media sosial.
Polemik bermula dari lahirnya tesis ilmiah karya ulama asal Banten KH Imaduddin Utsman yang membawa bukti bahwa habaib bukan keturunan Rasulullah.
Tesisnya ternyata diterima banyak umat muslim di Indonesia, meski sebagian lain menentangnya.
Sampai-sampai muncul gerakan atau organisasi yang ingin mengawal tesisnya.
Di antaranya Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah yang dikomandoi Dr KH Muhammad Abbas ulama asal Cirebon.
Di antara fokus organisasi tersebut, belakangan adalah membongkar makam-makam palsu di seantero negeri, khususnya yang berlabel habib namun terbukti palsu.
Dalam video yang beredar, salah satu peserta pembongkaran yang mengaku dari PWI Laskar Sabilillah menyebut pihaknya tidak ingin generasi mendatang tercerabut dari leluhurnya karena sejarah yang dibelokkan.
Aksi serupa yakni pembongkaran pada makam-makam yang diduga fiktif oleh sekelompok orang, juga sempat viral di media sosial.
Video aksi pembongkaran makam tersebut diunggah akun TikTok @Argama Balarama dengan durasi kurang lebih enam menit.
Sampai saat berita ditulis, video tersebut sudah mendapat belasan ribu komentar netizen.
"Rabu 28 agustus makam wali abal abal Kalicutang dibongkar oleh pemerintah dan masyarakat
78 klaim makam ba'alwi di Desa Ngalian Wadaslintang Wonosobo dibongkar seusai rapat bersama," tulis keterangan dalam caption unggahan TikTok @Argama Balarama.
Saat dikonfirmasi wartawan, Arga Balarama yang juga salah satu tim pembongkar Makam Kali Cuthang, membenarkan kejadian tersebut.