TRIBUNJATIM.COM - Kasus dugaan pungli di di pasar tumpah Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor tengah diselidiki polisi.
Kasus ini terungkap setelah adanya laporan aksi premanisme di lokasi tersebut.
Polisi menangkap sejumlah oknum anggota ormas yang terlibat pemalakan terhadap pedagang.
Ada dua orang yang disebut kerap melakukan pungli, yakni J dan E, yang dikenal sebagai preman pasar.
Keduanya tergabung dalam sejumlah organisasi masyarakat (ormas).
“Target operasi saudara J dan E. Saat ini lagi menyusun strategi buat ngejaring manusia itu,” kata Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Aji Riznaldi Nugroho, melansir dari Kompas.com.
Menurut Aji, pungli dilakukan dengan cara terorganisir.
Beberapa orang secara bergantian mendatangi lapak pedagang untuk memungut uang.
Pedagang dipaksa membayar pungli hingga tiga kali dalam sehari, dengan jumlah antara Rp 80.000 hingga Rp 100.000.
Pungli ini dilakukan kepada 340 pedagang yang mayoritas berasal dari Kabupaten Bogor yang berjualan di sepanjang Jalan Merdeka.
Tidak hanya memaksa pungutan, pedagang juga dipaksa membeli minuman mineral yang dijual dengan harga di atas normal.
“Adapun cara pungli lain dilakukan dengan menjual minuman mineral, (minuman) dijual di atas harga normal,” ungkap Aji.
Baca juga: Tak Mampu Bayar Pungli Rp20 Juta, Eks Napi Korupsi e-KTP Jadi Tukang WC di Rutan: Saya Tidak Bayar
Sementara itu, Aji Riznaldi Nugroho menyebut juga telah mengantongi identitas oknum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor yang diduga terlibat pungli terhadap pedagang di pasar tumpah ini.
Saat ini, tim saber pungli Polresta Bogor Kota tengah mendalami informasi keterlibatan oknum DLH Kota Bogor itu.
"Ya, kita sudah mengantongi dua nama oknum DLH-nya. Kita akan terus mendalami informasi dari orang-orang yang terlibat dalam kasus ini," ujar Aji, Rabu (18/9/2024).