Ia memastikan, bakal menangani kasus ini secara serius dan para pelaku bisa dijerat sesuai hukum yang berlaku.
"Kami akan menindak tegas pelanggaran yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan dengan cara-cara curang dan merugikan orang lain," tutup AKBP Bimo.
Sementara itu kasus lainnya, sebanyak tujuh siswa SDN Banaran 1, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengalami gejala keracunan.
Mereka mengeluhkan mengalami mual, nyeri perut, hingga muntah.
Diduga gejala keracunan muncul usai mereka mencicipi sajian makanan uji coba program makan siang gratis, Rabu (2/10/2024).
Karena kondisi itu, enam dari tujuh siswa bahkan sempat dilarikan ke Puskesmas Kertosono guna mendapat penanganan.
Koordinator Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Kertosono, Samsul Wahib membenarkan hal itu.
Dia mengatakan, keenam siswa dibawa ke puskesmas oleh gurunya.
Sementara, satu siswa lain, tak menunjukkan gejala keracunan yang begitu signifikan, sehingga tak turut diantar ke puskesmas.
"Kemarin, mereka datang bergiliran sekitar pukul 09.30 WIB. Keluhan enam siswa yang dibawa ke puskesmas beragam, antara lain mual, muntah, dan nyeri perut," katanya, Kamis (3/10/2024).
Baca juga: Tragedi Bocah SD Tewas Keracunan usai Makan Kue Ultah Pesan Online, Nama Toko Janggal, Korban Mual
Wahib melanjutkan, tim medis pun bergerak cepat melakukan penanganan terhadap enam siswa itu.
Tim medis lebih dulu melaksanakan observasi.
"Setelahnya, kami memberikan obat-obatan sesuai gejala yang diderita. Adapula yang kami rehidrasi dengan cairan," ucapnya.
Ia mengungkapkan, tuntas ditangani, keadaan enam siswa itu berangsur membaik.
Alhasil, keenamnya telah diperbolehkan pulang atau menjalani rawat jalan.