Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Calon Wakil Gubernur Jatim nomor urut 3 KH Zahrul Azhar Asumta Gus Hans mengungkapkan banyak pondok pesantren di Jawa Timur saat ini belum tersentuh secara optimal oleh pemerintah provinsi.
Kesimpulan itu disampaikan Gus Hans dari hasil keliling ke berbagai pesantren di Jawa Timur.
Melalui momentum Hari Santri Nasional 2024 yang diperingati setiap 22 Oktober, Gus Hans menegaskan pentingnya peran pesantren dalam upaya membangun karakter bangsa.
Peran besar itu ditegaskan perlu diimbangi dengan perhatian yang besar pula dari pemerintah.
"Dari hasil saya keliling pesantren yang belum tersentuh Pemprov, mereka mengeluhkan tentang susahnya mencari akses untuk mendapatkan support dari pemerintah. Dan mengeluhkan tentang dana BOS yang kadang keluar kadang tidak dan jumlahnya sering tidak sesuai," kata Gus Hans, Selasa (22/10/2024).
Baca juga: Pasangan Risma-Gus Hans Diunggulkan Penonton dalam Debat Perdana Pilgub Jatim 2024
Selain persoalan BOS, Gus Hans juga menampung terkait dengan keluhan banyaknya guru pesantren atau Ustadz yang belum mendapatkan akses penerima beasiswa Madin. Belum lagi urusan perizinan pesantren yang hal itu menjadi dasar bagi pemerintah untuk memberikan bantuan kepada lembaga.
Menurut Gus Hans, keluhan semacam ini harus ditindaklanjuti ke depan. Berbagai perhatian dari pemerintah harus diutamakan.
"Langkah-langkah yang bisa kita lakukan adalah memberikan akses dan pelatihan kepada mereka tentang cara pengisian dan bagaimana cara pengurusan agar mereka punya izin," ungkap Gus Hans.
"Kenapa kami berani membantu, karena itu adalah habitat saya, komunitas saya yang saya bisa menyeleksi mana yang bener dan mana yang tidak dari sisi kepesantrenannya," tambah Gus Hans yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al Azhar Darul Ulum Jombang itu.
Baca juga: Risma-Gus Hans Siap Hadapi Panggung Debat Perdana Pilgub Jatim 2024, PDIP: Persiapan Matang
Peringatan Hari Santri Nasional 2024 ini ditegaskan tidak boleh sekedar jadi agenda seremonial saja.
Melainkan sebagai momentum penting untuk komitmen memperhatikan dunia pesantren. Sebab, kenyataannya, jumlah pesantren maupun madrasah di Jawa Timur jauh lebih banyak dibanding pendidikan negeri.
"Artinya peran masyarakat dalam membangun karakter bangsa terutama melalui pesantren ini, adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh pemerintah. Spirit ini harus dimiliki oleh stakeholder atau pihak pemerintah agar mereka dengan tulus hati bisa memperhatikan keberadaan pesantren," tuntas Gus Hans.