"Tapi saya ingin percaya, mudah-mudahan saya bisa berbakti pada negara ini," ungkap Otto Hasibuan.
Untuk itu, Otto Hasibuan meminta kepada seluruh stafnya agar bisa membantunya dalam mengemban tugas yang berat nantinya.
"Karena waktu ditanya, saya mau jadi wakil menteri koordinator, terus saya tanya, saya tidak bilang iya."
"Tapi, 'siapa menteri koordinator saya?' Dia (Prabowo) senyum, dia bilang Pak Yusril. 'Ya sudah saya terima, Pak'."
"Tapi kalau tidak, kan berat juga kita bekerja sama ya, karena saya enggak terbiasa," tutupnya.
Baca juga: Sejumlah Menterinya Prabowo Tak Punya Kantor Meski Baru Dilantik, ada yang sampai Numpang
Sementara itu, pengacara Hotman Paris Hutapea menegaskan tak mau masuk ke dalam pemerintahan.
Padahal ia sendiri sudah 25 tahun menjadi pengacara Prabowo Subianto.
Ia kembali mengungkap alasannya enggan masuk kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hotman Paris pun mengungkap salah satu alasannya.
Dirinya menilai jika nanti menjadi menteri, pendapatannya akan sangat jauh dibanding profesinya kini sebagai salah satu pengacara paling disegani di Indonesia.
"Kalau gua jadi menteri, berapa sih gajinya? Paling tinggi Rp100 juta," ujarnya di Kopi Gemoy, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (19/10/2024).
"Gua satu kasus bisa Rp5 M. Kalau 10 kasus Rp50 M," imbuh Hotman Paris.
Baca juga: Posisi Ibu Negara Disorot usai Pelantikan Prabowo, Cerai dengan Titiek Soeharto, Siapa yang Mengisi?
Hotman Paris mengatakan, dirinya sudah rutin bertemu dengan Ketua Harian DPP Partai Gerinda, Sufmi Dasco Ahmad.
Hal itu terjadi kala menjelang pemanggilan kandidat menteri-wakil menteri Prabowo.
Dalam beberapa kali pertemuannya tersebut, Hotman Paris menyampaikan kepada Dasco bahwa dirinya lebih senang membantu presiden dengan caranya sendiri.