Untuk itu, mereka berkeliling ke sejumlah warung makan Padang dan menyebut memberikan edukasi.
Setelah menuai kontroversi, pihaknya meminta maaf atas aksi razia yang awalnya diduga persekusi rumah makan padang.
"Apalagi dengan keterangan razia masakan Padang bukan orang Minang. Kami tidak pernah bicara soal etnis."
"Jika ini disalahartikan, kami memohon maaf," kata Erlianus saat ditanya diwawancarai Kompas.com di kantornya di Kota Cirebon, Selasa (29/10/2024).
Baca juga: Merantau dari Usia 10 Tahun, Bejo Kini Sukses Buka Warung Nasi, Bisa Bangun Rumah Buat Ibu & Umrah
Sementara itu, Polresta Cirebon akhirnya turun tangan menyelidiki dugaan razia rumah makan Padang tersebut.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni menjelaskan bahwa tim Reskrim Polresta Cirebon telah melakukan kunjungan ke lokasi dan bertemu dengan kedua belah pihak.
"Paguyuban Rumah Masakan Padang Cirebon (PRMPC) mengaku tidak bermaksud melakukan razia, apalagi persekusi terhadap pemilik rumah makan tersebut."
"Mereka hanya ingin meminta penjelasan terkait harga yang dibanderol terlalu murah," ungkap Sumarni saat ditemui di Gudang KPU, Rabu (30/10/2024) siang.
Sumarni juga menekankan pentingnya agar asosiasi atau paguyuban tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan, keresahan, atau berpotensi mengintimidasi pihak tertentu.
Ia menyarankan agar paguyuban memberikan kebebasan kepada pemilik rumah makan dalam menentukan harga jual.
"Harga tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat kecil," tambahnya.
Ia mengonfirmasi bahwa pihaknya telah meminta klarifikasi dari PRMPC dan menekankan pentingnya menjaga kenyamanan pedagang dan pelanggan.
"Diberi kebebasan saja warga yang ingin berdagang sesuai dengan yang mereka tetapkan."
"Apalagi kalau harga tersebut sangat membantu masyarakat kecil," kata Sumarni.
Terpisah, (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya meminta seluruh pihak menahan diri dan berusaha menciptakan suasana kondusif di Kabupaten Cirebon.