Berita Viral

Rumah 3x2 Meter Ditinggali Nenek Hasna dengan Belasan Cucunya, Rela Ngalah Tidur di Teras

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan rumah nenek Hasna berukuran 2x3 meter yang ditinggali bersama belasan cucu di Jakarta Pusat

Saat ini, Hasna dan keluarganya tinggal di kontrakan yang lokasinya berjarak 200 meter dari rumahnya.

Hasna tinggal di kontrakan secara gratis selama enam bulan hingga rumahnya selesai dibangun ulang. Kontrakan satu lantai itu memiliki ruang tamu luas, dua kamar tidur, area dapur, dan satu kamar mandi.

Di dalam kontrakan dengan lantai berwarna merah bata itu, sejumlah cucu Hasna berlarian mengelilingi ruangan. Sementara cucu lainnya tengah terlelap di dalam kamar tidur dengan kasur yang nyaman, kipas menyala, dan pencahayaan yang terang.

Kini, Hasna juga sudah bisa memasak lauk setelah 20 tahun tidak bisa memasak karena rumahnya yang terlalu sempit dengan banyak anak kecil. Kondisi ini sangat tidak memungkinkan untuk Hasna memiliki dapur atau sekadar kompor di rumah.

”Takut kalau masak nanti malah kebakaran karena banyak anak kecil juga. Biasanya menanak nasi saja, lauknya beli yang murah,” ujar Hasna.

Adapun Hasna sehari-hari menjadi pemulung. Ia ditinggal suaminya meninggal karena kecelakaan. Anak sulungnya bekerja sebagai sopir bajaj, anak keduanya ikut suaminya di Bekasi, dan anak terakhirnya mengalami gangguan kesehatan mental.

”Kadang saya jam 3 pagi sudah bangun untuk mulung. Saya tidak pernah tidur dengan nyenyak. Kadang juga membagi waktu tidur, jika cucu saya tidur malam, saya tidur pagi. Biar bisa tidur di dalam rumah saat cucu sekolah. Badan saya sebenarnya sudah mulai pegal-pegal, apalagi saya juga yang mencuci baju cucu saya,” tutur Hasna.

Saat ditemui, anak kedua Hasna, Evi (34), mengaku terpaksa meninggalkan enam anaknya untuk tinggal bersama Hasna. Keenam anaknya merupakan anak dari suami Evi sebelumnya. Saat ini, Evi tinggal di Bekasi dengan suami barunya.

”Saya tidak bermaksud membuat ibu saya kesulitan dengan menjaga dan merawat anak saya, terlebih anak pertama saya juga susah jalan. Anak saya masih sekolah semua, paling kecil usia 4 tahun. Tetapi saya juga harus bekerja dan ikut suami untuk membantu membiayai anak-anak saya,” tuturnya.

Evi pun mengatakan masih sering mengunjungi anaknya. Ia tidak memiliki kendaraan sehingga kesulitan untuk ke Jakarta. Biasanya, ia menggunakan KRL Jabodetabek jika ke Jakarta.

Bernasib sama

Tidak hanya Hasna, sejumlah warga RW 012 Kelurahan Tanah Tinggi juga bernasib sama. Sejumlah warga terpaksa tidur bergantian karena jumlah anggota keluarganya tidak sebanding dengan luas hunian yang mereka tempati. Dengan kondisi tersebut, banyak pula warga yang memanfaatkan Balai Sekretariat RW 012 sebagai tempat istirahat mereka.

Agus (45), misalnya, yang rela mengalah tidur di Balai Sekretariat RW 012 setiap hari. Agus rela mengalah agar kedua adiknya yang menempati rumah dua lantai dengan ukuran 3 meter x 5 meter peninggalan ibunya itu.

”Adik saya laki-laki dan perempuan. Mereka sudah punya pasangan. Yang satu sudah punya anak, sedangkan istri saya sudah meninggal dan tidak ada anak. Jadi, saya mengalah agar mereka saja yang tinggal di sana,” ujar Agus.

Agus merasa sungkan jika harus tidur di ruangan yang sama dengan adik-adiknya. Mereka pun sepakat untuk membagi rumah dua lantai tersebut.

Halaman
1234

Berita Terkini