Tak disangka hingga kini mereka tidak jua mengabari sang ayah yang tinggal seorang diri di Bekasi.
"Punya keluarga udah pada kagak ada, saya hidup sendiri, di Bekasi ngontrak," kata mbah Agus.
"Anak ke mana?" tanya Donny.
"Di Papua, enggak ada ceritanya. Udah (berusaha dihubungi) tapi enggak ada (respon). Dari tahun 2002, sampai sekarang. Nama (Anak) Jefri sama Deni. Kita mau kangen gimana, seolah, udah lah bebasin aja lah," imbuh mbah Agus.
Hidup sendirian, mbah Agus pasrah jika hidupnya nelangsa.
Diungkap Agus, ia sudah tidak bayar kontrakan selama dua bulan.
Hal itu karena jualannya sepi pembeli.
Baca juga: 6 Tahun Reni Rawat Ayah Lumpuh Seorang Diri, Tiap Hari Keliling Jual Singkong Sambil Pikul Keranjang
Meski begitu, mbah Agus tak sekalipun melebih-lebihkan harga telur asin dan pempek yang dijualnya.
mbah Agus menjual telur asin seharga Rp15 ribu dan pempek seharga Rp13 ribu.
"Saya udah dua bulan enggak bayar-bayar kontrakan, dari pagi sampai sekarang belum ada yang laku," ujar mbah Agus.
Selain usianya sudah renta, mbah Agus rupanya juga punya kecacatan di kakinya.
Ya, Agus kesulitan berjalan karena pernah mengalami insiden saat dulu muda.
Bukan cuma kaki, tangan Agus juga tampak bengkok.
Kendati demikian, Agus mengaku masih semangat berjualan.
Ditanya kenapa tak mengemis seperti orang kebanyakan, Agus mengurai alasan mengejutkan.
Ditegaskan Agus, ia tidak akan pernah mau mengemis karena hal itu dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Agus, selama ia masih diberikan kesehatan dan bisa berjalan, ia anti meminta-minta kepada orang lain.
Karenanya, Agus tetap ceria meski dagangannya tak laku seharian.
"Enggak boleh (mengemis), Allah tuh enggak ngizinin. Kita masih bisa jalan, masih bisa cari makan, sepanjang umur kita jalani apa adanya. Orang muslim, nikmati, syukuri, kita kumpulin duit ya kita makan," imbuh Agus.
Bukan cuma rajin jualan, Agus juga masih mengingat ibadah.
Diungkap Agus, ia akan tetap menjalankan ibadah sebelum ajal menjemput.
"Dari subuh saya udah jalan, sholat subuh dulu (baru jualan)," pungkas Agus.
"Kenapa bapak masih sholat?" tanya Donny.
"Sholat dong, ya ajaran Tuhan, tua kan sebelum kuburan (meninggal). Sebelum kita disembahyangin orang kan kita harus sembahyang," imbuh Agus.
Terenyuh mengetahui kisah hidup Agus, pintu hati Donny Ramadhan pun terketuk.
Donny lantas memberikan uang cash Rp2 juta kepada mbah Agus untuk ia membayar utang kontrakan dan kehidupan sehari-hari.
Dagangannya diborong dan diberi uang, mbah Agus pun menangis dan mengucapkan terima kasih.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com