Muiz adalah anak paling besar dari 8 bersaudara.
Sedangkan adiknya yang kembar paling kecil baru berumur 10 bulan.
Saat ini Muiz dan adik pertamanya bahkan sama-sama duduk di bangku kelas 6 SD.
Meski masih cukup belia, Muiz rela membantu ibunya mencari nafkah dengan mencari rongsokan.
Bahkan tak jarang Muiz mencari rongsokan itu bak sambil bermain membawa adik-adiknya.
Baca juga: Mak Isah Pemulung Sujud Dapat Umroh Gratis, Peluk Kapolres saat Rumahnya Dikunjungi: Allah Izinkan
Muiz mengaku usaha yang dilakukan membantu ibunya mencari nafkah itu inistiatif dirinya.
Dengan polos, Muiz mengaku ingin membantu ibunya mencari nafkah karena juga ingin punya uang jajan.
“Karena ingin jajan, kemauan sendiri (gak ada yang nyuruh, red),” ungkap Muiz.
Dari penghasilannya mengumpulkan rongsokan, Muiz hanya mendapat upah hanya Rp 2000 - Rp 3000 per hari.
Mulianya Muiz, uang hasil rongsokan itu juga dia kumpulkan untuk adik-adiknya jajan.
Sementara sang ibu mengaku tak menampik mengkhawatirkan kondisi Muiz.
Namun, ia hanya pasrah karena hal itu dilakukan anak pertamanya karena kondisi ekonominya yang sulit.
Sang ibu mengatakan ia sudah pernah melarang anaknya mencari rongsokan, namun Muiz tetap melakukannya.
Muiz mengaku sudah mencari rongsokan sejak 2 tahun lalu dari kelas 4 SD.
Namun, baru-baru ini Muiz juga mulai berjualan keliling di desanya.