Dian melanjutkan, anggaran makan siang per porsi idealnya Rp20 ribu apabila memperhatikan pemenuhan gizi optimal pada anak.
"Kalau mau lengkap kemungkinan buatuh 20-25 ribuan ya. Pol-polnya ya 15 ribu. Biar ada lauknya daging atau ikan, ada sayurnya, buah, tempe, tahu, telur, sama susu," ujarnya.
Baca juga: Penjelasan Istana soal Makan Siang Gratis Rp10 Ribu per Porsi, Sebut Sudah Uji Coba Hampir Setahun
Di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, dengan anggaran Rp10.000 per porsi, menu yang dapat disajikan di warung-warung makan meliputi nasi putih, potongan tempe atau tahu, serta berbagai jenis sayuran.
Namun, jika sumber protein utamanya menggunakan daging ayam atau ikan, biaya meningkat menjadi sekitar Rp14.000–Rp15.000 per porsi, sedangkan untuk menu berbasis telur rata-rata dihargai Rp10.000 hingga Rp12.000 per porsi, sehingga sedikit melebihi anggaran yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, menu ini belum mencakup buah dan susu sebagai pelengkap gizi.
"Kalau 10 ribu ya paling sayur, nasi, tempe atau tahunya dua, kalau sambelnya gratis. Kalau pakai telur Rp12 ribu di sini. Rata-rata segitu lah kalau warung makan," ujar Ningsih, pemilik warung makan Bu Ning di Mertoyudan, Magelang.
Alternatif lain dengan anggaran Rp10.000 adalah paket nasi yang dapat ditemui di sejumlah warung nasi Padang di daerah Mertoyudan.
Biasanya terdiri dari nasi, sayur seperti gulai nangka, sambal, dan satu lauk sederhana seperti telur balado atau tempe orek.
Selain itu, di sejumlah warung makan juga tersedia nasi dengan sop bening yang berisi wortel, kentang, kol, sosis, dan seledri untuk kisaran harga Rp10.000, meskipun ukuran porsinya tidak terlalu besar.
Tanggapan Orangtua Lain
Ahmad (38), warga Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, mengaku khawatir berkurangnya anggaran itu akan mempengaruhi kualitas menu makan untuk anak-anak sekolah.
"Sebenarnya saya setuju dengan program makan siang itu. Tapi, kalau anggaran itu diturunkan menjadi Rp10, saya khawatir kualitas makan siang itu jadi seadanya," katanya kepada Tribunjogja.com, Senin (2/12/2024).
Apalagi, sambungnya, saat ini terdapat angka PPN yang meningkat dan pertumbuhan inflasi. Hal itu, juga dikhawatirkan akan mempengaruhi porsi makan menjadi sedikit.
"Ya, kita tahu dan sadar bahwa mungkin ada keterbatasan anggaran yang membuat pemerintah jadi menekan anggaran porsi makan. Tapi, itu perlu diperhatikan juga dampaknya nanti seperti apa untuk penerima program itu," jelas Ahmad.
Senada, Tuti (33), warga Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, menilai bahwa anggaran makan siang menjadi Rp10 ribu per porsi berpotensi menimbulkan porsi makan yang kurang.
"Kalau saya lihat, program itu bagus. Hanya saja nanti realisasinya dikhawatirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Apalagi sekarang apa-apa mahal. Nanti kalau porsinya tidak sesuai makan bergizi gimana?," tutupnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com