Selain itu, tempe sangat mudah ditemukan di Malang.
Begitu juga budi daya jamur tiram juga berkembang pesat di Malang.
Dalam jamur tiram, kaya akan akan protein, serat, dan vitamin. Sehingga memiliki nutrisi tinggi.
Menurutnya, penelitian ini menguji berbagai proporsi tempe dan jamur tiram, serta suhu pengeringan untuk menentukan kombinasi terbaik yang menghasilkan penyedap rasa dengan kualitas yang optimal.
Ia melakukan penelitian di Laboratorium Teknologi Bahan Makanan (TBM), Teknik Kimia ITN Malang.
Proses penelitian dimulai dengan pemilihan bahan baku, tempe dan jamur tiram.
Bahan itu diproses melalui serangkaian tahapan, yaitu pencucian dan blanching jamur tiram.
Selanjutnya, tempe dan jamur tiram dipotong tipis-tipis dan dikeringkan menggunakan dehidrator pada variabel suhu tertentu.
Setelah proses pengeringan, bahan-bahan tersebut akan digiling halus dan diayak menggunakan ayakan 100 mesh.
Ia berharap, produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas pangan fungsional.
Sehingga diminati konsumen yang peduli akan kesehatan.
"Saya berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, terutama dalam mengembangkan produk inovatif berbasis pangan lokal," tandas Aremanita (wanita suporter Arema FC) ini.