TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini deretan fakta kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin.
Bermula dari temuan Rp 500 ribu di Palangga.
Polres Gowa membongkar praktek produksi dan peredaran uang palsu.
Mirisnya, pabrik tempat produksi uang palsu itu berada di lingkungan kampus.
Ya, Polres Gowa menggerebek pabrik uang palsu di Gedung perpustakaan kampus II UIN Alauddin Makassar di HM Yasin Limpo, Kecamatan Somba Opu, Gowa.
Update terbaru, Polres Gowa telah menetapkan 15 orang tersangka, 5 di antaranya ditangkap di Mamuju, Sulawesi Barat.
Baca juga: Sebulan Digaji Rp10 Juta, Andi Ibrahim Kepala Perpus UIN Makassar Nekat Cetak Uang Palsu di Kampus
Berikut sederet fakta terbaru terkait kasus ini:
1. Kronologi terungkap kasus uang palsu
Kapolres Gowa, AKBP Reonald TS Simanjuntak, akhirnya angkat bicara berkaitan kasus uang palsu ini.
Ia mengatakan, awal mula terungkapnya kasus ini saat menangkapap seorang pelaku yang mencoba mengedarkan uang palsu senilai Rp 500 ribu dengan emisi terbaru.
Polisi mendapat laporan masyarakat akan adanya uang palsu tersebut ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan.
Pelaku ditangkap di wilayah Kecamatan Pallangga, Gowa, saat transaksi awal Desember 2024 lalu.
"Kita kembangkan, sehingga kami temukan yang senilai Rp 446.700.000. Barang bukti yang kami temukan di salah satu kampus di Gowa," jelas Reonald.
Uang palsu ini, sebut Reonald, dalam pecahan Rp 100 ribu.
"Pecahan uang palsu Rp 100 ribu. Barang bukti lainnya masih ada. Jadi sabar, mudah-mudahan dalam waktu singkat ini kami rilis kembali. Dan ini akan dirilis oleh Kapolda Sulsel langsung," ujar Reonald.
Kata Reonald, untuk kronologi lengkap pengungkapan uang palsu ini akan dirilis di Mapolda Susel.
2. 15 Orang tersangka
Polres Gowa telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus uang palsu.
"Saat ini, kami sudah mengamankan 15 tersangka. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju (Sulbar), satu perjalanan dari Wajo," ujar Reonald kepada wartawan, Senin malam.
Sejauh ini, pihaknya masih terus mengembangkan kasus tersebut dan kemungkinan akan ada penambahan tersangka ikut terlibat dalam memproduksi serta mengedarkan uang palsu tersebut.
"Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar dulu, kasusnya masih kami kembangkan," papar mantan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar ini.
Baca juga: Sosok Rektor UIN Alauddin Disindir Guru Besarnya Sendiri, Buntut Kampus Jadi Pabrik Uang Palsu
3. Kerja sama dengan Perbankan
Reonald menambahkan, pihaknya telah menemukan sejumlah alat bukti serta bukti-bukti lainnya. Pengungkapan kasus ini atas kerja sama tim super serta menggunakan teknologi guna membongkar jaringan pembuat uang palsu tersebut.
"Salah satu barang buktinya ada mesin di belakang ini. Perkara ini terungkap atas kerja tim super. Kami melakukan berdasarkan join investigation. Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific investigation," ungkapnya.
Reonald mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan perbankan, termasuk Bank Indonesia (BI).
"Kita libatkan Labfor, BI, BRI, dan BNI juga kita libatkan. Kemudian kita libatkan dan terbantu dari rektor universitas (UIN Alauddin) di Gowa. Kenapa, karena ternyata alat dan barang bukti yang kami dapatkan di dalam kampus salah satu universitas di Gowa," tuturnya.
Ia mengemukakan, pengungkapan perkara ini dilakukan bersama-sama tim sehingga memudahkan penyelidikan termasuk pihak petinggi kampus dengan meminta agar kasus ini diungkap sampai ke akar-akarnya.
Penanganan perkara uang palsu tersebut, kata dia, dimulai awal Desember 2024. Lokasi awal berada di daerah Pallangga, Gowa. Ada transaksi sebesar Rp500 ribu menggunakan uang palsu.
4. Penampakan Mesin Cetak
Reonald mengatakan, ada 100 jenis barang bukti yang disita terkait kasus ini, termasuk mesin pencetak uang palsu tersebut.
Mesin ini disita dari Gedung Perpustakaan Kampus II UIN Alauddin Makassar.
Mesin uang palsu itu berukuran cukup besar berwarna hitam.
Mesin tersebut diberi police line.
Barang bukti ini dibalut terpal di Mapolres Gowa.
Baca juga: Cegah Peredaran Uang Palsu, Polisi Kediri Sidak ke Jasa Penukaran Pecahan Rupiah
5. Kepala Perpustakaan Dinonaktifkan
Kepala perpustakaan dan satu staf UIN Alauddin Makassar (UINAM) dinonaktifkan usai diduga terlibat produksi dan edarkan uang palsu.
Untuk diketahui, pabrik uang palsu itu ditemukan lantai 3 Gedung perpustakaan Syech Yusuf kampus II UIN Alauddin Makassar.
Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar, Prof Muhammad Khalifah Mustamin, mengatakan pihaknya telah memberikan sanksi kepada yang bersangkutan.
Dia mengaku terduga pelaku informasi yang telah diterimanya yakni kepala perpustakaan dan ada satu orang staf diduga terlibat.
"Kalau sanksi tegasnya tentu dinonaktifkan sebagai kepala perpustakaan itu pasti," ujarnya di gedung rektorat kampus II UINAM Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Senin (16/12/2024)
Terkait soal pemecatan, kata dia, hal tersebut bukan kewenangan kampus. Melainkan butuh mekanisme dari Mendagri.
"Kalau pemecatan ada mekanismenya dan yang memecat bukan kampus," jelasnya
Kendati demikian, dia mengaku masih menunggu rilis resmi dari kepolisian.
Pihak kampus juga memastikan akan bersinergi dengan kepolisian untuk menyelesaikan kasus uang palsu ini.
"Kalau kampus kita sudah sepakat bahwa apa yang dilakukan oleh kepolisian misalnya rilis resmi, pasti kita akan bersinergi dengan kepolisian untuk menyelesaikan ini karena ini kan UIN Alauddin bagian dari negara dan saya yakin kita semua tidak berharap ada kejadian ini di UIN," jelasnya
Artikel ini telah tayang di TribunToraja.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com