Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan sejak kemarin Selasa (6/1/2025) ternyata berdampak pada pedagang kantin, seperti di SMP Negeri 2 Kepanjen, Kabupaten Malang.
Pedagang mengaku penjualan menurun hingga 75 persen.
Selasa (7/1/2025) merupakan hari kedua SMP Negeri 2 Kepanjen menerima MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepanjen.
Menjelang jam istirahat sekira pukul 11.00 WIB, kantin tampak sepi.
Dari enam lapak yang berjualan, empat di antaranya sudah pulang. Menyisakan pedagang bakso dan nasi, Ria Mulyani.
Baca juga: Testimoni Jujur Anak SD Dapat Makan Bergizi Gratis, Alasan Tidak Nafsu Makan Terkuak, Singgung Rasa
Ria mengaku semenjak diberlakukan MBG di sekolah ini, penjualannya merosot.
Sebelum ada MBG, ia mampu menjual bakso dan pangsit sebanyak 70 porsi. Sementara kemarin hanya laku 25 mangkok saja.
"Biasanya itu bisa 50 sampai 70 porsi, kemarin cuma laku 25 porsi. Terus ini tadi baru laku 15 an porsi," keluh Ria.
Penurunan penjualan ini merupakan imbas dari adanya program MBG. Bahkan Ria sempat bertanya kepada siswa mengapa tidak ke kantin? Kemudian siswa menyampaikan akan menerima makan siang gratis.
Baca juga: Peralatan Dapur Belum Lengkap, Makan Bergizi Gratis di Bondowoso Belum Digelar
"Ngapain bayar kalau ada yang gratisan, bilangnya seperti itu," tutur Ria menirukan salah satu siswa.
Akibat sepinya pembeli, maka Ria mengurangi jumlah porsi yang ia jual.
Misalnya jika dalam sehari ia membawa 5 kilogram mie pangsit akan dikurangi menjadi 3 kilogram mie.
Baca juga: Pemerintah akan Evaluasi Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, Zulhas: Sebulan atau Dua Bulan
Dikatakan Ria, sebelumnya pihak sekolah sudah mengumpulkan seluruh pedagang kantin.
Pihak sekolah menyampaikan bahwa akan ada program MBG tentunya program ini bedampak ke pedagang kantin.
Dalam pertemuan tersebut, Ria sempat mempertanyakan kebijakan apa yang akan diambil.
Baca juga: Omzet Penjual di Kantin Malang Terdampak karena Program Makan Bergizi Gratis, Turun Sampai 50 Persen
Sedangkan setiap tahun pedagang kantin harus membayar sewa sebesar Rp 3 juta.
"Saya tanya kebijakan sekolah gimana kalau seandainya kita sepi. Mereka juga belum bisa jawab. Sedangkan di kantin ini kan bayar. Ndak gratisan," bebernya.
Ia juga menyampaikan keluh kesah pedagang lainnya. Terlebih sebagian besar pedagang menjual makanan berat berupa nasi.
Baca juga: Jumiyem Ibu Kantin Sekolah Resah Ada Makan Siang Gratis, Jual Nasi Kuning Rp 2 Ribu, Kepsek: Normal
Ketika ada MBG, maka banyak pedagang yang tidak laku.
"Teman-teman ya seperti itu bilangnya. Kalau saya mie dan bakso kan nggak ada bosennya ya. Teman-teman yang lain bisa 90 persen berkurangnya. Nasi sama ayam geprek. Nanti juga ketemu nasi di makan siangnya," urainya.
Secara terpisah, Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan Purwantiningsih menjelaskan bahwa tidak benar pihak sekolah membiarkan begitu saja mengenai pedagang kantin yang terdampak.
Sejauh ini, pihak sekolah masih menunggu hasil evaluasi terkait MBG. Ketika hasil evaluasi sudah ada, maka kebijakan baru bisa diambil.
"Kami masih menunggu hasil evaluasi karena juknis baru turun kemarin sehingga kita belum bisa menentukan. Kita lihat evaluasinya dulu seperti apa, baru sekolah bisa memberikan kebijakan jika sudah uji coba," tuturnya.
Ia menyadari dengan adanya MBG sudah pasti berdampak ke penurunan omset pedagang kantin. Kemudian nantinya apakah kebijakan yang diambil menurunkan harga sewa atau seperti apa hal ini belum bisa disimpulkan.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 789 siswa SMP N 2 Kepanjen menerima makan bergizi dari SPPG Kepanjen. Menu kedua yang diberikan berupa nasi, sayu capcay, telur dadar, tempe goreng, dan buah salak.
Bebi, salah seorang siswa kelas 7 F mengaku menu makanan yang disajikan rasanya enak dan lezat.
"Enak rasanya, kayak kemarin," tukas Bebi sembari menghabiskan makanannya.