Berita Surabaya

Pulang Jalan Kaki dari Stasiun Pasar Turi, Warga Surabaya Dilempar ke Sungai Usai Handphone Dirampas

Penulis: Tony Hermawan
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suli, korban jambret di Surabaya kesakitan kaki kirinya nyeri seperti terkilir usai dilempar ke sungai Undaan oleh komplotan jambret, Minggu (12/1/2025)

Setelah selesai mengerjakan tugas pertama, Riehan diajak join di grup WhatsApp yang lebih privat. 

Di grup itu ada hanya ada 5 anggota. Admin grup, yang mengaku bernama Intan Permatasari dengan nomor 082211737016, menawarkan pekerjaan serupa dengan komisi lebih besar tapi disertai investasi awal Rp500.000 di rekening atas nama Asep Maulana.

"Uang modal dan komisi mulanya balik, bisa ditarik. Jadi saya dapat Rp 200 ribu. Saya saat itu yakin kalau kerjaan ini aman dan real," ucapnya.

Namun, jebakan mulai terpasang. Riehan diberi misi baru dengan investasi yang lebih besar, Rp3.000.000.

Beberapa tugas yang dikerjakan dinyatakan gagal, Riehan pun diancam uang tidak bisa menarik uang dan komisi.

Agar uang bisa kembali, Riehan diminta mengulang tugas. Dengan syarat harus menyetorkan dana sebesar Rp8 juta.

Uang tabungan sejak SMA pun dipakai. Namun, setelah menyelesaikan tugas, admin kembali meminta transfer Rp8.000.000 lagi agar semua uangnya bisa ditarik.

"Saya saat itu masih percaya, berusaha pinjam uang ke mama. Tapi mama sudah curiga, setelah riwayat chat diperiksa saya baru sadar itu penipuan. Total uang yang hilang Rp11.800.000," ungkap Riehan.

Riehan melapor ke Polrestabes Surabaya. Ia juga sempat ke bank untuk mengecek pemilik nomor-nomor rekening yang ditransfer dana.

"Pihak bank tidak memberi informasi di mana tempat tinggalnya. Pihak bank bilang biasanya komplotan penipu memang sengaja menyuruh orang bikin rekening. Setelah jadi ATM dan buku rekening dibawa untuk dipakai untuk menipu," ungkapnya

Berita Terkini