TRIBUNJATIM.COM - Sosok nenek bernama Wak Timuk yang hidup sebatang kara viral di media sosial Instagram.
Ia hidup seorang diri di Jalan KH Mansyur, RT 3, Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.
Yang cukup memprihatinkan, ia tinggal di rumah yang bahkan bukan miliknya.
Baca juga: Cara Basuki Lawan PMK Jangkiti Ternak Sapinya, Hanya Modal Rp10 Ribu: Membantu Menjaga Kebugaran
Nenek yang biasa dipanggil Wak Timuk tersebut dinarasikan sering menahan lapar hingga beberapa hari.
Sedangkan untuk air bersih ia harus mengambil dari sumur yang ada di sekitar rumahnya.
Di saat masih sehat, Wak Timuk menyambung hidup dengan berjualan kue keliling.
Namun kini ia hidup dari belas kasih orang lain.
Sementara anak angkat yang telah dibesarkan Wak Timuk tidak kunjung kembali.
Dalam video viral tersebut, terlihat sebuah rumah kayu yang kondisinya cukup memprihatinkan dan banyak tumpukan barang di dalamnya.
Bahkan Wak Timuk terlihat susah untuk beraktivitas di rumah tersebut.
Penerangan yang ia miliki hanya sebatas lampu yang hanya hidup di saat malam tiba.
Itu pun berkat belas kasihan dari tetangga.
Wak Timuk lantas bercerita tentang kesehariannya.
Dimana pernah suatu hari korek api gas sempat meledak dan terbakar, untungnya tidak membakar rumah.
Video ini juga meminta masyarakat dan pemerintah untuk dapat memberikan bantuan kepada nenek Timuk.
Postingan ini mendapatkan komentar yang beragam dari netizen, satu di antaranya akun @afrida_winda.
Di kolam komentar ia mencoba meluruskan informasi yang diberikan pada postingan tersebut.
Hal ini karena ia mengenal dengan baik nenek bernama asli Asmawati ini.
Menurutnya, narasi yang disampaikan terlalu tendensius.
Karena seolah Wak Timuk tidak mendapatkan perhatian dari warga sekitar, pemerintah, maupun keluarganya.
Sementara itu, Wak Timuk sebenarnya mendapatkan bansos dan diajukan oleh RT sebagai penerima bantuan masyarakat miskin ekstrem.
Rumah Wak Timuk, dikatakan @afrida_winda, dibangun oleh keluraganya dan masih ada sanak saudara yang tinggal di dekat rumahnya.
Baca juga: Ulah Istri Palsukan Kematian Suami Rugikan Bank Rp750 Juta, Nekat Bikin Batu Nisan Imitasi
Dalam keseharian, menurut @afrida_winda, Wak Timuk terkadang mulung.
Karena takut hujan, hasil ia mulung dimasukkan ke dalam rumah, sehingga rumahnya terlihat berantakan.
Namun @afrida_winda juga tidak melarang jika ada warga yang ingin memberikan bantuan.
Apalagi kondisi Wak Timuk juga layak mendapat ukuran tangan dari warga.
Sementara itu, postingan ini langsung mendapatkan tanggapan dari akun @dinsos_kotajambi dan langsung mengumpulkan informasi melalui kelurahan setempat.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinsos Jambi, Wak Timuk tidak sebatang kara.
Karena ada kelurga yang tinggal persis di depan rumahnya dan secara ekonomi lebih baik.
Namun memang setelah suami Wak Timuk wafat, ia ingin hidup mandiri dan tidak ingin menyusahkan kelurganya.
Sementara itu, untuk bantuan, Wak Timuk sudah mendapatkan bantuan setiap bulannya.
Namun pihak Dinsos tetap melakukan kunjungan ke rumah Wak Timuk untuk melihat kondisi dan melakukan tindak lanjut.
Baca juga: Pemerintah Disebut Akan Gratiskan Tunggakan Iuran JKN Januari-Februari 2025, BPJS Kesehatan: Hoaks
Tribun Jambi pun menelusuri kediaman Wak Timuk yang terletak di Lorong Ampera, Jalan KH Masyur RT 3, Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.
Untuk mencapai rumahnya, Tribun Jambi harus melalui jalan kecil yang licin.
Wak Timuk memang tinggal sendirian di sebuah rumah kayu yang tampak tidak terawat dan rapuh.
Di dalam rumahnya, barang-barang tampak berserakan dan penerangan minim.
Ia telah menempati rumah tersebut sejak suaminya meninggal pada tahun 2005 silam.
Saat ini Wak Timuk mengaku sudah tidak bekerja karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan.
Namun ia menolak narasi bahwa dirinya ditelantarkan oleh warga atau keluarga.
Menurut Wak Timuk, ia masih mendapat perhatian dari warga sekitar, keluarga, dan bantuan sembako dari pemerintah.
"Tidak benar kalau saya ditelantarkan, warga peduli kok," ujar Wak Timuk, Jumat (17/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa ada beberapa kerabatnya yang tinggal di dekat rumahnya.
Adik iparnya tinggal tepat di depan rumah, sementara adik kandungnya tinggal tidak jauh.
Namun ia memilih untuk tetap tinggal di rumah kayu warisan suaminya, sesuai amanah yang diberikan almarhum.
"Suami saya mengamanahkan rumah ini, makanya saya tetap di sini," ujarnya.
Adik ipar Wak Timuk, Rosmani mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya bukan orang yang berkecukupan, sehingga sulit memberikan bantuan lebih.
"Sekarang semuanya serba susah, palingan jualan dapat Rp100 ribu, itu pun habis buat token listrik," katanya.
Menurut Rosmani, meskipun rumahnya sedikit lebih layak karena terbuat dari batu, hal itu berkat bantuan dari pemerintah.
"Jadi, bukannya kami tidak mau bantu Wak Timuk, tapi kami juga hidup pas-pasan," jelasnya.
Kisah Wak Timuk menggambarkan realitas masyarakat yang berjuang di tengah keterbatasan.
Meskipun hidup sendiri, Wak Timuk tetap merasa dihargai dan diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Kisah Pilu Dika Bocah Yatim Piatu Hidup Terlantar di Jalanan, Dipukuli Orang, Kini Dicari Teh Novi
Lurah Solok Sipin, Nur Handayani, turut membantah narasi dalam video viral yang menyebutkan seorang warganya, Wak Timuk, ditelantarkan oleh keluarga dan warga sekitar.
Nur Handayani menegaskan bahwa Wak Timuk memang tinggal seorang diri di RT 03, Lorong Ampera, Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Danau Sipin.
Namun ia memastikan bahwa Wak Timuk tidak pernah diabaikan.
"Di depan rumah Wak Timuk ada rumah adik iparnya, dan dia juga tidak pernah ditelantarkan," kata Nur Handayani, Jumat (17/1/2025).
Menurut Nur Handayani, Pemerintah Kota Jambi melalui Kelurahan Solok Sipin secara rutin memberikan bantuan berupa beras setiap bulan kepada Wak Timuk.
"Awalnya Wak Timuk adalah warga Kelurahan Murni sebelum pindah ke Solok Sipin," jelasnya.
Setelah video Wak Timuk menjadi viral, Pemerintah Kota Jambi langsung merespons dengan menurunkan petugas dari Dinas Sosial untuk memeriksa kondisi Wak Timuk.
"Pagi tadi, Dinas Sosial Kota Jambi melakukan pengecekan langsung ke rumah Wak Timuk. Selain itu, mereka juga membawa beberapa paket bantuan," ungkap Nur Handayani.
Petugas juga memberikan pendampingan untuk memastikan kebutuhan Wak Timuk terpenuhi dan narasi yang beredar di media sosial dapat diklarifikasi.
Video viral yang menggambarkan Wak Timuk seolah hidup sebatang kara mendapat perhatian luas.
Namun pihak pemerintah menegaskan bahwa bantuan dari keluarga, warga, dan pemerintah terus mengalir.
Keberadaan kerabat di sekitar rumah Wak Timuk juga menjadi bukti bahwa ia tidak dibiarkan tanpa perhatian.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com