TRIBUNJATIM.COM - Seorang ayah di Muara Enim, Sumsel, bernama Alimun Jaya (36) tega membakar putri kandungnya sendiri yang berinisial AR (16).
Peristiwa terjadi di rumah di Desa Prabumenang, Kecamatan Lubai Ulu, Kabupaten Muara Enim, Jumat (17/1/2025), sekitar pukul 06.30 WIB.
Sang ayah bakar anaknya kini mendekam di sel tahanan Polres Muara Enim.
Baca juga: Uya Kuya Diusir Warga Amerika, Bantah Bikin Konten Kebakaran LA, Permintaan Maaf Tak Digubris
Kapolres Muara Eni, AKBP Jhoni Eka Putra, melalui Kasi Humas, AKP RTM Situmorang, kini menungkap pengakuan pelaku.
Kepada petugas, Alimun mengaku tak sengaja membakar anaknya karena emosi setelah mendapat informasi dari ibunya.
Ibu pelaku alias nenek korban yang bernama Maryanti mengaku telah kehilangan uang sebesar Rp100 ribu.
"Mendengar hal tersebut, Alimun langsung menebak jika pelaku pencurian tersebut adalah anaknya," ujarnya, Sabtu (18/1/2025).
Namun korban tidak mengaku dan merasa tidak mengambil uang tersebut.
Karena kesal, Alimun sempat memukul korban hingga menangis sambil berjalan keluar rumah.
Melihat korban tidak mau mengaku, pelaku makin kesal dan emosi.
Dan ketika melihat ada botol Tupperware yang berisi minyak Pertalite, pelaku spontan melemparkannya ke arah korban.
Botol tersebut tepat mengenai bagian belakang badan korban.
Sehingga tutup botol Tupperware tersebut sampai terbuka.
Alhasil isi minyak Pertalite di dalam botol berhamburan dan mengenai sebagian badan dan baju korban.
Pelaku lalu mendekati korban sambil memegang korek api.
Ia menakut-nakuti dan meminta korban untuk mengakui perbuatannya sambil memantik korek api.
Namun tanpa disadarinya, percikan korek api yang dimainkannya tiba-tiba langsung menyambar badan dan baju korban yang sudah terkena minyak Pertalite.
Sehingga api langsung membesar dan menyambar kulit badan bagian belakang, sebagian wajah, dan tangan korban.
Melihat hal itu, pelaku kaget dan panik.
Ia spontan berusaha memadamkan api dengan cara melepas baju korban sehingga bisa diselamatkan meski masih menderita luka bakar.
Alimun sendiri menderita luka bakar di kedua tangannya.
Akibat hal itu, korban langsung dibawa dan dirawat di RSUD Baturaja karena yang terdekat.
Baca juga: Nasib Pedagang Bakso Uang Rp1,4 Juta Amblas usai Didatangi Pria Mau Melayat, Tanya Surat-surat
Sementara Alimun langsung diamankan anggota Polsek Rambang Lubai.
"Kita sudah melakukan pengecekan dan olah TKP, membawa korban ke RSUD Baturaja untuk mendapat perawatan medis."
"Dan mengamankan tersangka dan barang bukti serta memeriksa saksi-saksi untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.
Terpisah, Kades Prabumenang, Parlenawati, membenarkan jika pelaku dan korban adanya ayah dan anak dan merupakan warganya.
"Untuk motifnya karena masalah kehilangan uang, mungkin kesal sehingga terjadilah hal tersebut," ungkapnya.
Saat ini, korban sedang di rawat di RSUD Baturaja, sedangkan pelaku diamankan di Mapolsek Rambang Lubai.
Peristiwa yang bermula dari perselisihan keluarga ini telah menyentuh hati banyak pihak, termasuk anggota DPRD Muara Enim dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV.
Sebagai bentuk perhatian dan keprihatinan, anggota DPRD tersebut langsung membesuk AR di RSUD Baturaja pada Sabtu.
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan AR dan memberikan dukungan moril kepada keluarga yang tengah dirundung duka.
Yusuf, politikus dari Partai Nasdem dan mantan Kepala Desa Prabumenang tiga periode, mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam.
"Saya prihatin. Sebagai wakil rakyat, apalagi dari Dapil saya, tentu tidak akan tinggal diam dan akan berupaya membantu semaksimal mungkin untuk perawatan korban hingga sembuh," ujarnya dengan nada tulus.
Baca juga: Penyebab Guru SD Tak Masuk Ngajar di Sekolah, Siswa Terlantar 1 Bulan, Disdik: Jalannya Jauh
Yusuf menceritakan bahwa saat mendengar kabar kejadian tersebut, ia sedang menjalankan tugas studi banding di Lampung.
Begitu urusan kedinasannya selesai, ia segera kembali dan langsung menuju RSUD Baturaja untuk melihat langsung kondisi AR dan mendengarkan kendala yang dihadapi keluarga korban.
Salah satu kendala utama yang dihadapi keluarga AR adalah masalah biaya pengobatan.
"Saya mendapatkan laporan dari keluarga korban bahwa BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya pengobatan mereka, sehingga mereka terpaksa membayar sendiri," ungkap Yusuf.
Mendengar laporan tersebut, Yusuf berjanji akan segera melakukan cross check langsung ke kantor BPJS Kesehatan di Baturaja.
Ia ingin memastikan kebenaran informasi tersebut dan mencari tahu dasar hukum yang mendasari keputusan tersebut.
"Apakah ada dasar hukum atau bagaimana. Jika memang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, nanti akan dicarikan solusi yang terbaik."
"Sehingga keluarga korban tidak terlalu terbebani, karena perawatan tersebut tentu akan memerlukan biaya yang cukup besar, baik bagi pasien maupun bagi keluarga yang menjaganya," tegasnya.
Kejadian ini menjadi pengingat betapa berbahayanya emosi yang tidak terkendali.
Niat untuk menakut-nakuti justru berujung pada petaka yang menyakitkan.
Proses hukum kini tengah berjalan, dan AR masih berjuang memulihkan luka-lukanya di rumah sakit.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com