Berita Sidoarjo

PMK Merebak di Sidoarjo, Dinas Pangan dan Pertanian Berencana Tutup Sementara Pasar Hewan

Penulis: M Taufik
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Petugas memeriksa kondisi hewan ternak salah satu peternak, di Desa Kedungguwo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Rabu (1/1/2025).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Taufik

TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Sedikitnya ada sekira 135 kasus yang belakangan ini terjadi.

Dari jumlah itu, sembilan ekor sapi mati karena terinfeksi. 

Data di Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo mencatat, pada awal Januari 2025 lalu, ada 42 sapi terinfeksi PMK.

Sekarang jumlahnya meningkat tajam.

Sampai 20 Januari 2025 bertambah menjadi 135 kasus.

Dengan rincian sakit 109 sapi, 9 sapi mati, dan potong paksa ada 17 sapi. 

“Jumlahnya memang meningkat. Dan sejauh ini masih belum ada yang sembuh ketika sapi terjangkit PMK,” sebut Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, drh Tony Hartono, Senin (20/1/2025). 

Menurut dia, salah satu penyebab tingginya angka sapi terinfeksi PMK karena banyaknya kiriman sapi dari luar daerah.

Kebanyakan adalah sapi yang didatangkan sebagai persiapan kurban. 

“Sapi-sapi yang didatangkan ke Sidoarjo tersebut ternyata ada yang terinfeksi PMK, sehingga gampang menular ke sapi lainnya,” kata dia. 

Ketika sudah terjangkit PMK, para peternak terpaksa ada yang harus memotong paksa sapinya sebelum mati.

Itu dilakukan untuk mengantisipasi kerugian semakin besar. 

Tingginya kenaikan kasus tersebut membuat pihaknya kini menerapkan pembatasan lalu lintas hewan secara ketat. 

Halaman
12

Berita Terkini