Berita Jatim

IPSI Jatim Ungkap Potensi Pencak Silat Jadi Daya Tarik Wisata

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kejuaraan Seni Pencak Silat Tradisional Indonesia, Minggu (26/1/2025) yang digelar Perguruan Silat Nasional (PSN) Perisai Putih.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur (Jatim) mengungkap potensi pencak silat dalam dunia wisata. Sebagai warisan budaya yang telah ditetapkan UNESCO, cabang olahraga ini bisa ikut dalam promosi wisata Indonesia kepada dunia.

Sebagaimana diketahui, tradisi Pencak Silat telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage. Berlangsung di Bogota, Kolombia, penetapan ini dilakukan 9-14 Desember 2019 silam.

"Pencak silat ini sebenarnya bisa ikut mendukung potensi kepariwisataan kita," kata Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) IPSI Jatim, Bambang Haryo Soekartono (BHS) pada acara Kejuaraan Seni Pencak Silat Tradisional Indonesia, Minggu (26/1/2025).

Menurut pria yang juga Anggota Komisi VII DPR RI ini, ada potensi nilai komersil dalam pengembangan pencak silat di wisata. Hal ini akan sekaligus meningkatkan kualitas hidup para atlet silat.

Dia mencontohkan Thailand yang sukses mengemas bela diri Muay thai menjadi wisata olahraga. Olahraga yang juga dikenal dengan nama Thai Boxing ini bisa dinikmati wisatawan mulai dari pertandingan sampai kursus.

Baca juga: IPSI Jatim Dukung Pencak Silat Masuk Kurikulum Sekolah, Siapkan Generasi Muda Berkarakter

Mengutip sejumlah sumber, tiket wisata Thai Boxing dijual Rp300 ribu hingga Rp800 ribuan.

"Di sana, potensi ini dikomersilkan. Sehingga, selain memberikan prestasi, Thai Boxing ternyata ini juga bisa menghasilkan uang," kata BHS yang juga pengusaha ini.

Seperti halnya di Thailand, para turis, khususnya Wisatawan Mancanegara (wisman) bisa diajak berkunjung ke berbagai perguruan pencak silat yang tersebar di daerah. Hal ini bisa dimasukkan ke dalam paket wisata dengan berkolaborasi bersama stakeholder terkait.

"Mereka (wisatawan) bisa belajar sekaligus melihat. Ini bisa sekaligus memperkenalkan budaya silat ini ke seluruh dunia. Kalau Thailand bisa, kenapa tidak bisa? Padahal potensi kita jauh lebih besar dibandingkan di sana," katanya pada acara yang digelar Perguruan Silat Nasional (PSN) Perisai Putih ini.

Baca juga: Dua Atlet Pencak Silat Trenggalek Berhasil Torehkan Prestasi di Ajang Internasional dan Nasional

Berdasarkan data nasional, sekitar 840 Perguruan Silat tersebar di seluruh Indonesia. "Masing-masing memiliki gerakan, pakaian, aksesoris, gamelan, dan sebagainya yang berbeda-beda. Nah, mengapa ini tidak kita koneksikan [dengan wisata]," tandasnya.

Menurut BHS, hal ini menjadi sasaran sekunder pengembangan atlet. Tujuan utama pencak silat tetap pada pemenuhan atlet prestasi, baik di kancah domestik maupun internasional.

"Yang lebih utama, prestasi di jalur berbagai kejuaraan. Baik di tingkat kota, provinsi, nasional, atau bahkan dunia. Ini yang akan kita kejar terus," katanya.

IPSI tak akan bergerak sendiri. Pihaknya juga akan menggandeng Perguruan Silat untuk menggelar kejuaraan. Terutama, untuk mempertemukan masing-masing perguruan.

Baca juga: Wujudkan Suro Damai, Perguruan Pencak Silat di Bojonegoro Dihimbau Jaga Kamtibmas

Hal ini merupakan langkah strategis untuk memperbanyak atlet berprestasi sekaligus menambah jam terbang masing-masing. "Seperti halnya ajang yang digelar Perisai Putih ini bisa diikuti perguruan lainnya. Baik perguruannya maupun pesertanya bisa diperbanyak," kata BHS.

Halaman
12

Berita Terkini