Ia menyadari selama ini oleh-oleh khas Kediri identik dengan olahan makanan seperti tahu.
Namun, Tria yakin produk fashion juga bisa menjadi alternatif oleh-oleh yang menarik.
Dengan kreativitasnya, ia mendesain ulang tenun ikat dan batik Kediri, lalu mengaplikasikannya ke dalam kaus, tas, dan outer.
"Kami desain sendiri dan ada koneksi di sini, jadi tidak kaus ditempel begitu saja," imbuhnya.
Tria tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga pada pemberdayaan UMKM lokal.
Ia menggandeng perajin tenun dan batik di Kediri untuk menyediakan bahan baku, kemudian memprosesnya di konveksi miliknya sendiri.
Dengan begitu, Tria tidak hanya menciptakan produk berkualitas, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
Salah satu produk unggulan Tria adalah kaus dengan motif tenun ikat di bagian tengah.
Kaus ini dirancang untuk semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan, dengan harga terjangkau mulai dari Rp 185.000.
"Di sini juga menawarkan paket keluarga, di mana orang tua dan anak bisa mengenakan pakaian dengan desain yang serasi," ungkapnya.
Tidak hanya kaus, Tria juga memproduksi tas, selempang, dan outer dengan motif perpaduan batik dan tenun ikat khas Kediri.
Produk-produk ini tidak hanya menjadi pilihan fashion sehari-hari, tetapi juga menjadi oleh-oleh yang memiliki nilai budaya dan kearifan lokal.
Tria berharap, produk-produknya dapat menjadi ikon baru oleh-oleh khas Kediri.
"Saya ingin produk ini tidak hanya dikenal di Kediri, tetapi juga bisa dibawa ke luar daerah bahkan luar negeri. Selain itu, saya juga ingin membantu para perajin tenun dan batik agar produk mereka lebih dikenal dan bernilai ekonomi tinggi," ujarnya.
Dalam perjalanan satu tahun terakhir, Tria telah membuktikan kreativitas dan semangat pemberdayaan dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.