Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Jembatan perlintasan kereta api (KA) di Dusun Pusung, Desa Jambean, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akhirnya diganti setelah berusia sekitar 60 tahun.
Penggantian ini dilakukan oleh Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Surabaya di bawah Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, karena kondisi jembatan yang semakin rawan, terutama saat debit air sungai meningkat.
Jembatan tua ini telah lama menjadi perhatian, karena letaknya yang rendah dan rentan terkena luapan air sungai.
Saat hujan deras, air sering kali mencapai bagian bawah jembatan, sehingga menimbulkan risiko bagi perjalanan kereta api yang melintas.
Demi meningkatkan keselamatan, jembatan ini akhirnya diganti dengan struktur yang lebih modern dan kuat.
Pekerjaan penggantian jembatan telah dimulai sejak Juli 2024 dengan anggaran sekitar Rp 24 miliar.
Salah satu perubahan utama adalah penggantian model gelagar jembatan.
Jika sebelumnya terdiri dari tiga segmen gelagar, kini diganti menjadi satu segmen panjang agar lebih kokoh dan stabil.
Selain itu, ketinggian gelagar dinaikkan hingga 75 cm, sehingga lebih aman dari potensi banjir.
Petugas BTP Kelas I Surabaya, Lurianto menjelaskan, standar keselamatan perlintasan KA mengharuskan jarak antara gelagar jembatan dan permukaan air sungai minimal satu meter.
Namun, pada jembatan lama, batas tersebut sering terlampaui saat debit sungai meningkat.
"Jembatan ini sering terkena luapan air, sehingga berisiko bagi perjalanan kereta api. Oleh karena itu, kami menggantinya dengan desain yang lebih tinggi dan kokoh," kata Lurianto, Senin (10/2/2025).
Baca juga: Sapa Warga Probolinggo yang Terisolir Akibat Jembatan Putus, Gus Haris Janjikan Akses Cadangan
Selain mengganti gelagar jembatan, tim juga menaikkan rel di kedua sisi jembatan sepanjang 100 meter agar lintasan tetap landai dan nyaman bagi perjalanan KA.
Dengan struktur baru ini, kereta api dapat melintas dengan kecepatan dan beban yang lebih tinggi setelah dinyatakan layak operasi penuh.
Jembatan yang baru ini diberi kode BH613 dan memiliki dua bentang berupa pelat baja yang lebih besar dari sebelumnya.
Setelah penggantian selesai, KA Matarmaja menjadi kereta pertama yang melintas dengan kecepatan terbatas sebagai bagian dari uji coba keamanan jalur.
Selain meningkatkan keselamatan perjalanan KA, proyek ini juga bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di sekitar Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo dan permukiman warga.
"Kami juga melakukan normalisasi aliran sungai serta perbaikan plengsengan, agar air tidak meluap ke persawahan dan rumah warga," pungkas Lurianto.