Saat itu, bus berplat AD 7086 AF berjalan dari arah Tawangmangu ke arah Solo.
"Bus itu berjalan ke arah solo dengan menuruni turunan di kelok Tawangmangu," kata Sutrisno, Senin (17/2/2025).
Sutrisno mengatakan saat bus itu sampai di lokasi kejadian, tepatnya saat menuruni kelok dekat SPBU Tawangmangu, rem bus itu blong.
Akibatnya, bus menabrak kios minuman yang berada di depan minimarket Belvamart.
"Bus itu menabrak kios yang terbuat dari besi kontainer dan menyebabkan orang yang berada di dalam tergencet," kata dia.
Baca juga: Kaget Kepergok Berduaan dengan Wanita Lain di Mobil, ASN ini Malah Tabrak Istrinya
Kejadian pilu lainnya dialami seorang ayah.
Kepergian Edy Kuncoro (60) pejalan kaki yang tewas tertebrak bus angkutan 'Suroboyo Bus' di depan Sekolah Santo Yosep Jalan Joyoboyo, Sawunggaling, Wonokromo, Surabaya, pada Rabu (5/2/2025) pagi, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Anak bungsu korban, Andre Julian (21) tak menyangka bahwa obrolan dengan ayahandanya pada Selasa (4/2/2025) malam, menjadi kenangan berharga seumur hidupnya.
Ia tak menampik bahwa dirinya memang sibuk bekerja. Terkadang, cuma beberapa jam saja berada di rumah. Itu pun pada malam hari dan ia cuma manfaatkan untuk tidur.
Namun, semalam, ia merasakan situasi yang berbeda. Pemuda berkaus oblong warna hitam itu, mengaku seperti tak berhasrat untuk berada di luar lama-lama.
Sepulang bekerja ia seperti terdorong untuk segera pulang ke rumah secepatnya. Berjumpa dengan ayahandanya untuk bepergian ke pasar membeli makanan, mengudapnya bersama-sama di rumah, lalu berlanjut ngobrol berbagai macam hal.
"Lebih dekat saja dengan bapak. Saya kan jarang pulang. Ya ngobrol, makan bareng, beli makan bareng, lalu banyak kasih uang, pada malam kemarin," ujarnya saat ditemui Tribunjatim.com di rumah duka kawasan, Jalan Waringin Kedurus, Sawunggaling, Wonokromo, Surabaya, pada Rabu (5/2/2025).
Baca juga: Identitas Pejalan Kaki yang Tewas Tertabrak Suroboyo Bus, Kerja Cuci Motor Dekat Terminal Joyoboyo
Andre mengakui bahwa dirinya tidak mendapati adanya firasat petanda kepergian yang menjelma bak mimpi atau bayangan yang aneh-aneh mengenai ayahandanya.
Namun, dorongan dan hasrat untuk segera pulang ke rumah setelah bekerja dan menjumpai sang ayah, ia anggap sebagai petanda akan kepergian sang kepala keluarga.
"Enggak ada obrolan yang kayak wasiat gitu. Cuma malam itu, saya kan gak pernah minta uang. Beliau malah kasih uang dan kasih rokok. Pokoknya lebih dekat dari biasanya. Firasat ya saya merasa ingin pulang cepet aja. Pengen ketemu aja. Pengen pulang saya," pungkasnya.