Ia pun mengaku telah mendengar ada beberapa kearifan lokal lain yang telah dilakukan masyarakat dalam menangkal hujan.
Itu termasuk, membalikkan sapu lidi, melempar pacul, sapu dan sabit ke luar rumah, tidak mandi saat menyelenggarakan acara, menancapkan bawang merah, bawang putih dan cabe, dan sebagainya.
Guswanto menegaskan, tindakan itu tentu sangat berbeda dengan modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BMKG.
Modifikasi cuaca adalah tindakan memanipulasi atau mengubah cuaca secara sengaja.
"Bentuk modifikasi cuaca yang paling umum adalah penyemaian awan, yang meningkatkan curah hujan, biasanya untuk tujuan meningkatkan pasokan air setempat atau mengurangi intensitas hujan tidak ekstrem sehingga tidak menyebabkan bencana hidrometeorologi," papar Guswanto
Pada prinsipnya, lanjut Guswanto, teknologi modifikasi cuaca yang dilakukan BMKG berbasis sains dan teknologi.
Salah satu metode paling umum digunakan BMKG adalah cloud seeding atau penyemaian awan, dimana bahan kimia tertentu seperti perak iodida atau natrium klorida (garam) disebarkan ke dalam awan.
"Harapannya mempercepat proses pembentukan hujan melalui pemberian inti kondensasi dari bahan semai yang digunakan," bebernya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Berita Viral lainnya