Berita Viral

Paksa Dedi Mulyadi Tukaran Sandal, Emak-emak Bikin Gubernur Jawa Barat Pasrah, Warga Tertawa Bahagia

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WARGA MINTA TUKAR SANDAL - Momen Dedi Mulyadi pasrah ditukar sandal oleh seorang emak-emak saat meninjau pembongkaran bangunan penyebab banjir, Rabu (19/3/2025).

TRIBUNJATIM.COM - Terekam sebuah momen yang menarik ketika Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat itu berinteraksi dengan warga.

Momen menarik tersebut berawal dari adanya seorang ibu ibu atau emak-emak yang terus berinteraksi dengan Dedi Mulyadi.

Dalam sebuah rekaman Gubernur Jawa Barat tampak meninjau pembongkaran bangunan untuk tangani banjir.

Kekeuh pada keputusannya untuk menangani banjir, Dedi Mulyadi didukung masyarakat.

Kerumunan warga pun tidak terhindarkan dimanapun Dedi Mulyadi berdiri.

Di tengah-tengah aktivitasnya, tiba-tiba saja ada seorang emak-emak berkerudung merah yang nyelonong menghampiri Dedi Mulyadi.

Emak-emak itu membawa sepasang sandal jepit lalu memaksa Dedi Mulyadi untuk bertukar sandal dengannya.

"Bapak, Bapak, tukeran sandalnya (tuker sandal ya)," ujar perempuan berkerudung merah ke Dedi Mulyadi, seperti ditinjau TribunJatim.com dari video di akun Instagram @dedimulyadi1, Kamis (20/3/2025).

Dedi awalnya terlihat tidak bereaksi sambil menatap wanita itu.

Namun emak-emak tersebut tidak putus asa dan terus mengejar keinginannya.

Kang Dedi Mulyadi ketika pasrah diminta tukar sandal oleh seorang emak-emak kerudung merah (YouTube)

Dedi pun akhirnya melepas sandal orange yang dikenakannya dan berganti dengan sandal hitam milik sang ibu. 

Setelah berhasil bertukar sandal, warga tersebut tertawa bahagia. 

Ia memaksa bertukar sandal karena di sandal yang dikenakan mantan bupati Purwakarta itu ada tulisan KDM yang berarti Kang Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi menjadi sorotan warga setempat lantaran terus bersikukuh menertibkan bangunan-bangunan liar yang membuat saluran air tersumbat.

Baca juga: Pantas Menolak Ditawari Dedi Mulyadi Pindah? Irin Sahirin Tak Takut Rumahnya Rentan Banjir: Betah

Pada momen yang sama, Dedi mengatakan, pembongkaran bangunan yang didirikan di atas saluran air masih terus berlanjut. 

"Dalam hitungan saya, lebih dari 5 kilometer saluran air yang dikelola PJT (berubah) jadi bangunan, akhirnya banjir melimpah karena air ga ada tempat lari. Sudah di atas gundul, saluran air menyempit, datang ke hilir jadi rumah, ya sudah wassalam," tutur Dedi. 

Untuk itu, tidak ada jalan lain, jika tidak ingin banjir, maka kembalikan fungsi sungai. 

"Sungai harus jadi sungai. Kalau sungai jadi rumah, jangan salahkan air kalau rumahnya terendam," tutup dia.

Baca juga: Sosok 3 Anak Dedi Mulyadi yang Tak Tersorot, dari Seniman hingga Anggota DPR, Si Bungsu Paling Imut

Sebelumnya, Dedi Mulyadi sempat dibuat kecewa ketika mendapati eskavator pengeruk sungai Bekasi tidak bekerja.

Temuan itu ia ketahui kala meninjau penanganan banjir di Bekasi.

Dedi Mulyadi datang kembali untuk mengecek kondisi sungai yang sebelumnya sempat dikeruk memakai eskavator.

Namun pengerukan itu ternyata sudah terhenti, tidak sesuai dengan harapan Dedi Mulyadi.

Dedi pun terkejut ketika mendapat informasi eskavator tak bekerja ketika bertanya kepada kepada warga.

"Kemarin mesinnya (eskavator) kan di situ ?, sekarang mesinnya kemana ?," tanya Dedi kepada warga dikutip dari KDM Channel, Senin (17/3/2025), seperti dikutip TribunJatim.com.

"Kemarin kan bapak di lokasi, pengerukan sementara di sana. Ya udah, bapak pergi, dia pergi," jawab warga.

Dedi Mulyadi pun akhirnya menelepon seseorang terkait eskavator tersebut.

Dedi menanyakan terkait kenapa eskavator yang seharusnya mengeruk sungai kini sudah tidak ada.

Sedangkan pengerjaan sungai itu, menurut Dedi, juga belum selesai.

Kemudian Dedi mendapat informasi bahwa pengerjaan akan berlanjut setelah rapat hari Senin.

Baca juga: Aksi Tolak UU TNI Bakal Digelar di Alun-alun Kota Malang, Polisi Siapkan Pengamanan

"Kan itu proyek pak, kan tinggal diterusin, saya ngasih contoh aja pak, ini pengabdian pada negara lho pak, kepada masyarakat," ucap Dedi saat menelepon seseorang tersebut.

"Saya ini ngerahin mesin-mesin, saya ngerukin yang kewajiban dari PJT itu sebenarnya tanpa proyek pak," sambung Dedi.

Orang di telepon itu menjelaskan bahwa pengerukan sungai berhenti itu diputuskan oleh kontraktor.

"Lho kenapa kontraktornya malas begitu ?," tanya Dedi.

Orang dalam sambungan telepon itu juga menjelaskan bahwa soal sikap kontraktor ini juga sudah dilaporkan kepada pimpinannya.

Baca juga: 14 Posisi yang Diisi Prajurit Aktif Tanpa Pensiun usai RUU TNI Disahkan, Ada MA hingga Kejaksaan

Karena kontraktor itu sudah dua hari tidak mengerahkan peralatan eskavatornya.

"Ya kalau dapetin kontraktor yang model ginian, kerjasama sama tentara aja lah pak," kata Dedi.

Dedi pun mengatakan bahwa nampaknya kontraktor ini tidak melanjutkan pengerukan bukan cuma karena alasan soal tanah milik.

 Kemudian Dedi mendapat penjelasan bahwa kontraktor ini mendapat kontrak sampai tahun 2024.

Kemudian baru diperpanjang dan secara administrasi mereka mununggu rapat yang sudah diagendakan.

"Ini banjir kalau dihadepin sama administrasi terus gak akan beres-beres pak, perlu ada tindakan-tindakan yang berani," kata Dedi.

"Ini kalau gak mau ngerjain diblacklist aja kontraktor kontraktor kayak ginian pak, gak usah pakai yang beginian pak," ungkap Dedi.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini