Analisis awal menunjukkan tulisan dalam surat itu mirip dengan tulisan tangan Akseyna.
Namun, orang-orang terdekatnya mulai mencurigai ada yang tidak beres.
Akseyna dikenal sebagai sosok cerdas dan ceria. Selain itu, ada banyak kejanggalan dalam kasus ini yang perlahan mulai mencuat ke permukaan.
3. Kasus beralih ke dugaan pembunuhan
Seiring waktu, penyelidikan mulai mengarah ke dugaan pembunuhan.
Beberapa bukti yang menguatkan kemungkinan ini antara lain hasil visum menunjukkan adanya air dan pasir di paru-paru Akseyna.
Kondisi itu mengindikasikan bahwa Akseyna masih hidup ketika ditenggelamkan.
Selain itu, ahli grafologi menyatakan, tulisan pada surat wasiat kemungkinan bukan tulisan tangan asli Akseyna.
Baca juga: Pilu Feni Ere Hilang 1 Tahun Kini Tinggal Kerangka, Ditemukan di Hutan, Mobil Ada di Rumah Kosong
Bukti lainnya yakni, robekan di bagian tumit sepatunya mengindikasikan bahwa Akseyna mungkin telah diseret sebelum ditenggelamkan.
Luka-luka tak wajar di wajahnya yang mengindikasikan adanya kekerasan sebelum kematian.
Krishna Murti, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, bahkan mempertanyakan mengapa Akseyna memilih menenggelamkan diri di danau yang dangkal jika memang berniat bunuh diri.
4. Penyelidikan tak kunjung tuntas, keluarga berjuang terus
Meski semakin banyak indikasi bahwa Akseyna dibunuh, kasus ini tidak kunjung menemukan titik terang.
Salah satu kendala utama adalah keterlambatan identifikasi korban, yang membuat polisi kehilangan momentum untuk mengamankan bukti-bukti penting di tempat kejadian.
Keluarga Akseyna tak pernah berhenti menuntut keadilan.