Di hari pemberangkatan, ia pergi dari rumah sekira pukul 05.30 WIB untuk menuju ke Pendopo Agung Malang.
Untuk menuju ke lokasi, Pipit naik mobil online.
Beruntung, Pipit tidak ketinggalan bus.
Setibanya di pendopo, ia langsung registrasi. Kemudian ia dan kedua anaknya mendapatkan bingkisan makanan ringan serta minuman.
Setiap tahun, Pipit selalu menyempatkan diri untuk mudik Lebaran Idulfitri ke rumahnya di Magetan.
Sebelum mengetahui adanya mudik gratis, ia selalu menggunakan transportasi bus umum.
Belum lagi pulang mendekati Lebaran Idulfitri, bus sering diserbu oleh masyarakat. Sehingga hal ini membuat Pipit dan anaknya harus berdesakan hingga rela berdiri.
"Duh, kalau naik bus di Bungurasih (Terminal Purabaya di Bungurasih Sidoarjo) itu nunggunya lama bisa sampai sejam. Pas bus datang kita langsung keroyokan masuk ke dalam, desak-desakan. Kalau gak dapat tempat duduk ya mau gak mau harus berdiri," kenang Pipit.
Selain itu, untuk mudik ke Magetan menggunakan bus ekonomi, Pipit harus mengeluarkan uang sebesar Rp 65 ribu per orang, belum lagi dua anaknya.
Sehingga setiap perjalanan mudik, ia mengeluarkan uang hampir Rp 200 ribu lebih beserta keperluan lain.
"Ini (mudik gratis) sangat membantu, semoga setiap tahun terus diadakan," pungkasnya.
Sementara itu, pemudik lainnya, Dodi, mengaku akan mudik ke Sumenep.
Tak sendiri, ia akan mudik bersama istri dan kedua anaknya.
Mudik gratis ini bukan pertama kali ia ikuti.
Dua tahun sebelumnya, tepatnya di Hari Raya Idulfitri 2023, Dodi juga mengikuti mudik gratis.