Berbeda dengan Ady, Indah (44) juga merindukan ruang yang lebih besar, tetapi tidak memiliki banyak pilihan. Kondisi ini bukanlah hal yang ia kehendaki.
Pekerjaannya sebagai tukang urut dan sang suami sebagai kuli bangunan lepas tak mampu membuat mereka pindah dari rumah sempit itu.
"Planning pengin pindah ada, nanti duitnya belum ketemu rejekinya," ujar Indah, Jumat (28/3/2025).
"Kan katanya lagu Slank 'Hamburger', 'tertawa walau hati kecewa', kan gitu," tambahnya.
Indah mengungkapkan bahwa terkadang suaminya harus mencuri-curi waktu tidur di sela pekerjaannya sebagai tukang bangunan.
Meski hidup di ruang sempit, ia tetap bersyukur karena menyadari ada banyak orang yang jauh lebih sulit.
Baca juga: Hidup Nassar Tak Kesepian Tapi Monoton Sejak 10 Tahun Menduda, Kini Pamer Pacar Baru
Sambil mengusap air matanya, dia mengungkapkan harapan untuk mendapatkan hunian yang layak dari pemerintah, meskipun itu berarti harus membayar sewa.
"Mau (mengikuti program hunian pemerintah), ya enggak apa-apa. Yang penting kami bisa bernaung aja, enggak kehujanan," ungkapnya.
Meskipun ada niat untuk mencari kontrakan baru, baik Ady maupun Indah terjebak dalam kondisi ekonomi yang tidak mendukung.
”Tapi ekonomi yang belum menentukan. Pekerjaan belum ada yang lebih tepat. Ekonomi yang menentukan masalahnya, ada niat untuk pergi pindah,” kata Ady.
Dalam ruang sempit 5 x 6 meter, segala aktivitas, mulai dari memasak hingga tidur, dilakukan di tempat yang sama.
Pakaian hasil cucian juga digantung di dalam rumah yang terkadang masih meneteskan air. Toilet juga harus mereka gunakan secara bergantian dengan 15 orang lainnya.
Kondisi yang telah mereka jalani selama tiga tahun itu tidak jua membuat mereka patah arang menjalani kehidupan.
Kini, mereka sedang mengupayakan hidup yang lebih baik dengan mencari pekerjaan-pekerjaan yang lebih menjanjikan.
Robet, seorang warga RW 12, baru saja terbangun dari tidurnya di Pos RW.