Berita Viral

Ayah Dipasung & Ibu Merantau, 2 Balita Kakak Beradik Hidup Sengsara, Nenek Pilu: Hanya Bisa Berdoa

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DUA BALITA SENGSARA - Bibiana Landang (50), Alifa dan Mutia, dua balita perempuan kakak beradik telantar di Kampung Ngembu, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, dan Petrus Pongi (72), kakek, Jumat (4/5/2025). Kedua balita tersebut hidup terlantar, ayah dipasung, ibu pergi merantau.

Selanjutnya, ayahnya membawa pulang Jos ke Kampung Bugis untuk kembali tinggal dengan neneknya serta ayahnya.

Lalu Jos masuk Sekolah Dasar lagi dari kelas I di SDK Bugis.

Sejak usia 4 tahun, Jos hanya mendapatkan kasih sayang dari nenek serta ayahnya.

"Saya sebagai Bapak Tuanya (kakak kandung dari ayahnya) mengetahui cerita pilu hidup Jos yang ditinggalkan ibu kandungnya sejak usia empat tahun dan ayahnya yang meninggal dunia tujuh bulan lalu," ucapnya saat ditemui Kompas.com di rumahnya pada Jumat (14/3/2025).

"Sejak ayahnya meninggal dunia 7 bulan lalu, saya merangkul Jos untuk tinggal bersama kami di Kampung Bugis, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, agar tidak telantar," imbuh Aloisius.

Kendati begitu, Aloisius juga memiliki tanggungan.

Glensius Okta Ombas (12) sedang berdiri di depan rumah Bapak Tuanya, Aloisius Patut, yang berdinding pelupuh bambu, saat pulang sekolah di Kampung Bugis, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT, Jumat, (14/3/2025). (KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR)

Dua buah hatinya masih sekolah di kelas V dan kelas II.

Apalagi, ia tidak memiliki penghasilan tetap.

Ia seorang petani yang bekerja serabutan untuk menghasilkan uang.

"Sebagai kepala keluarga, saya memiliki tanggungan lima orang di rumah, termasuk Jos."

"Jadi, saya bisa membantu Jos untuk menanggung uang sekolahnya kalau saya mendapatkan uang."

"Selain itu, saya juga membiayai pendidikan dua anak kami yang sedang mengenyam pendidikan di sekolah dasar," ujar dia.

Aloisius menyampaikan bahwa rumahnya sangat tidak layak dan sangat sederhana.

Dengan ukuran 4x5 meter, berdinding pelupu bambu, beratap seng, serta berlantai semen.

Jika banjir, air bisa masuk ke dalam rumah.

Halaman
1234

Berita Terkini