"Ayah terpasung di salah satu kampung di Kelurahan Ronggakoe, dan ibu mereka merantau ke Kalimantan," jelasnya dengan suara bergetar.
Nenek Bibiana menambahkan bahwa orang tua mereka meninggalkan kedua anak tersebut pada tahun 2023.
"Suaminya sempat bekerja di Kalimantan selama tiga bulan, tetapi kemudian kambuh dari sakit jiwa dan harus dirawat di rumah sakit jiwa," terangnya.
Sementara itu, ibu mereka, Maria Elmentina Ria, yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, masih berada di Kalimantan.
"Kami sendiri memiliki tanggungan untuk membiayai anak kami yang masih sekolah. Kami hidup sengsara dan berharap ada yang menolong kedua cucu kami," ungkap Bibiana dengan penuh harap.
Bibiana juga menyampaikan bahwa meskipun hidup dalam kesulitan, mereka tetap merawat cucu-cucu mereka dengan penuh kasih.
"Kami bersyukur atas kunjungan dan kepedulian dari komunitas ini. Kami hanya bisa berdoa untuk berterima kasih kepada komunitas," tutupnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Siap Proses Hukum 3 Lembaga yang Sunat Uang Kompensasi Sopir Angkot: Lumayan Rp100 Juta
Kisah serupa juga dialami seorang bocah bernama Glensius Okta Ombas (12), atau yang biasa dipanggil Jos, bertahan hidup di rumah sederhana tanpa ayah dan ibu.
Kini Jos tinggal di Kampung Bugis RT 16 RW 04, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.
Ia tidak punya kakak ataupun adik.
Sejak usianya empat tahun, sang ibu meninggalkan Jos dan ayahnya.
Sementara itu, sang ayah, Hendrikus Jehola Ombas, meninggal dunia pada Agustus 2024.
Kakak dari ayah Jos, Aloisius Patut (47) menyampaikan, Jos kini tinggal bersama neneknya dari pihak ayah di Kampung Bugis.
Sebelumnya, pada usia 7 tahun, Jos tinggal bersama neneknya dari pihak ibu di Kampung Maras, Kecamatan Ranamese.
Ia pun masuk Sekolah Dasar di kampung itu hingga kelas II.