"Saya mau bilang, kami yang susah, mereka yang senang," tambah Uil.
"Sampah ini warga asal buang sah. Sering warga tidak menaruhnya sampah dengan baik. Hanya lempar dan masuk sampahnya ke katong (kita) rumah," beber dia.
Sementara itu, menurut Wa Ode, bukan hanya sekali sampah masuk hingga ke depan rumahnya.
"Ini sudah terus menerus terjadi. Walaupun saya dan suami bersihkan, tetapi sampah tetap ada di depan rumah. Apalagi kalau hujan seperti ini," tutur dia.
Sebagai bentuk ketegasan terhadap keluhan ini, kedua ibu tersebut memutuskan untuk menghamburkan sampah di tengah jalan.
"Ini biar mereka merasakan," ujar Wa Ode.
Pantauan Tribun Ambon, sekitar pukul 18.00 WIT, tumpukan sampah yang semula berada di bibir jalan, kini semakin meluas bahkan hampir memenuhi separuh badan jalan.
Beragam jenis sampah terlihat berserakan, mulai dari popok, bekas makanan, hingga sampah plastik lainnya.
Akibatnya, aktivitas lalu lintas di kawasan tersebut terganggu.
Kendaraan roda dua dan roda empat harus menurunkan laju kecepatan kendaraan mereka karena kondisi jalan yang semakin padat dengan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon langsung lakukan pembersihan setelah aksi protes membuang sampah tersebut.
Ya, tak lama setelah kejadian, DLHP Kota Ambon bergerak cepat.
Sekitar pukul 19.30 WIT, satu truk dam, satu mobil tossa, dan 25 pekerja langsung dikerahkan untuk membersihkan kawasan tersebut.
Sampah yang berhasil diangkut, segera dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Toisapu untuk diproses lebih lanjut.
Kepala Bidang Persampahan Kota Ambon, Nizar mengatakan, tindakan warga yang membuang sampah sembarangan tersebut mencerminkan kurangnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan.