Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Serapan gabah petani di Lamongan mencapai 82 persen atau tertinggi di Jawa Timur pada musim panen pertama di tahun 2025.
Liaison Officer (LO) Bulog Bojonegoro, Brigjen TNI (Purn) Edi Santoso memastikan serapan gabah dari para petani di Lamongan itu juga dibarengi dengan harga sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah.
"Harga tersebut sudah menjadi pedoman bagi Bulog dalam melaksanakan pembelian dari petani demi kesejahteraan bersama," katanya usai mengikuti panen raya padi serentak 14 provinsi bersama Presiden RI, Prabowo Subianto di Desa Deketwetan, Kecamatan Deket, Lamongan, Senin siang (7/4/2025).
Baca juga: Polres dan Dishub Lamongan Alihkan Arus Kendaraan dari Tuban Menuju Surabaya Melalui JLU
Meski serapan gabah di Lamongan tertinggi di Jatim, Edi Santoso memandang tetap pentingnya kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan penyerapan gabah di wilayah Kabupaten Lamongan.
Apalagi saat ini Lamongan sedang panen raya dan memberlakukan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk harga gabah yang ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram.
"Harga tersebut sudah menjadi pedoman bagi Bulog dalam melaksanakan pembelian dari petani demi kesejahteraan bersama," katanya.
Diungkapkan, Bulog telah berhasil menyerap 82 persen dari target yang ditetapkan. Pihaknya bangga bahwa serapan gabah bulog di Kabupaten Lamongan merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Meski begitu, Edi juga mengakui adanya keterbatasan dalam proses penyerapan. Untuk itu ia meminta dukungan bupati, dandim, dan kapolres Lamongan untuk membantu Bulog dalam menjalin kerjasama dengan mitra.
Ia optimis dengan adanya kerjasama yang solid antara Bulog dan mitra Bulog maka penyerapan gabah di Kabupaten Lamongan dapat berjalan lebih optimal, sehingga petani dapat merasakan manfaat dari kebijakan pemerintah dalam mendukung tercapainya swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden, Prabowo Subianto.
Kaji Yes Jaga Luas Lahan Pertanian
Sementara itu, Bupati Lamongan mengatakan, pihaknya berkomitmen meningkatkan produksi pangan lokal, termasuk menjaga luas lahan pertanian dan upaya meningkatkan indeks pertanaman.
Langkah yang dilakukan Lamongan itu sebagai bagian untuk mendukung kebijakan larangan impor beras yang telah ditetapkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan target swasembada pangan.
Baca juga: Jelang Lebaran Ketupat, Warga Lamongan Mulai Berburu Janur, Penjual Meraup Untung
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan produksi pangan lokal dengan beragam cara diantaranya dengan menjaga luas lahan pertanian dan upaya meningkatkan indeks pertanaman," kata Kaji Yes.
Dikatakan, target produksi beras di Lamongan untuk tahun 2024 ditetapkan sebanyak 790 ribu ton. Bahkam ia optimistis angka tersebut dapat terlampaui dengan menjaga luas lahan pertanian dan berupaya meningkatkan indeks pertanaman (IP).