Satu tangan menopang kaki kanannya yang mengalami pengecilan.
Diketahui, Sunadi berangkat ke Kuala Lumpur pada tahun 2014 silam, untuk bekerja sebagai tukang pasang keramik.
Namun setelah satu tahun, ia memilih kabur dan bekerja sebagai tukang cat borongan, meskipun statusnya menjadi TKI ilegal.
"Saat saya kerja di lantai 3 itu saya jatuh, karena sabuk pengaman hanya saya pakai buat gaya saja," ungkapnya.
Akibat kecelakaan tersebut, kedua kaki Sunadi mengalami pengecilan.
Selain itu, ia juga mengalami mati rasa di kaki kanannya.
"Dulu selalu dikompres es batu karena rasanya panas sekali," tutur Sunadi.
"Namun akhirnya harus kuat nahan sampai tidak lagi pakai es, biarin saja," lanjutnya.
Selama masa pemulihan, Sunadi kehilangan kontak dengan keluarganya dan hanya bisa terbujur di ranjang.
"Saya sudah dianggap mati saat dipulangkan oleh Disnaker karena saya hanya terbujur kaku," ungkapnya.
Setelah pulih, Sunadi mencoba berbisnis dengan menyewakan sepeda motor.
Namun usaha tersebut berujung bangkrut.
Lalu ia sempat beralih ke usaha ternak kambing.
"Perjanjiannya bagi hasil, tapi setiap bulan ada yang mati kalau beranak. Lama-lama modal saya malah habis," ceritanya.
Kemudian, Sunadi beralih mengemis di perempatan jalan Ponorogo.