Berita Terpopuler

JATIM TERPOPULER: LPG 3 Kg di Sampang Langka - Tragedi Salat Subuh Berdarah di Bojonegoro

Editor: Olga Mardianita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERITA JATIM TERPOPULER: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang memberikan peringatan agar penggunaan LPG bersubsidi tepat sasaran, Selasa (29/4/2025) - Sujito (67), warga Desa/Kecamatan Kedungadem Bojonegoro, si pelaku pembacokan Ketua RT dan istrinya serta jemaah lain ketika salat subuh di musala saat di keler di Mapolres Bojonegoro

TRIBUNJATIM.COM - Berikut adalah berita Jatim terpopuler hari ini, Rabu (30/4/2025).

Segmen berita terpopuler kali ini menyoroti peristiwa di Sampang, Ponorogo, dan Bojonegoro.

Pertama, kelangkaan LPG 3 kg terjadi di Sampang.

Pemkab pun meminta ASN hingga anggota dewan tak menggunakan gas subsidi.

Kedua, sosok kepala SMK 2 PGRI Ponorogo menjadi sorotan.

Dia ditangkap Kejaksaan Negeri (Kejari) karena merugikan negara hingga Rp2,5 miliar.

Ketiga, tragedi salat subuh berdarah di Bojonegoro menewaskan seorang Pak RT.

Dia dibacok tetangganya sendiri gegara usulan jalan umum.

Lebih lanjut, simak berita Jatim terpopuler hari ini di bawah ini.

Baca juga: Cuaca Jatim Rabu, 30 April 2025: Mayoritas akan Cerah dan Berawan, Kota Batu akan Diselimuti Kabut

1. LPG 3 Kg di Sampang Langka, Pemkab Larang ASN hingga Anggota Dewan Gunakan Gas Subsidi

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Madura memberikan peringatan agar penggunaan LPG bersubsidi tepat sasaran, Selasa (29/4/2025). Hal ini dilakukan di tengah kondisi LPG 3 kilogram yang langka di Sampang.

Peringatan diajukan kepada sejumlah kelompok masyarakat, seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga, Kepala Desa (Kades) di wilayahnya untuk tidak menggunakan LPG 3 kg bersubsidi.

Hal ini disampaikan Bupati Sampang Slamet Junaidi melalui Sekretaris Daerah setempat, Yuliadi Setiawan dalam suratnya Nomor: 500.10/573/434.031/2025.

Tentang larangan Penggunaan Luquified Petreleum Gas (LPG) Tabung Ukuran 3 KG Bersubsidi yang ditandatangani pada tanggal 28 April 2025.

Baca juga: Warga Trenggalek Kesulitan Dapatkan LPG 3 Kg saat Hari Raya Idul Fitri, Kembali Gunakan Tungku Kayu 

LPG - Tabung LPG bersubsidi di kapal logistik di Pelabuhan Gresik, Minggu (23/6/2019). (SURYA/SUGIYONO)

Dalam suratnya, langkah tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan LPG bersubsidi dan mengurangi penyalahgunaan LPG subsidi oleh kelompok masyarakat yang tidak berhak.

Dengan demikian, LPG bersubsidi dapat lebih tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Sebelumnya, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Pemkab Sampang, Abdi Bari mengatakan bahwa, kelangkaan gas LPG 3 Kg juga diketahuinya setelah memperoleh laporan dari Diskopindag Sampang. 

Baca selengkapnya

2. Sosok Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo yang Rugikan Negara hingga Rp 25 M, 11 Bus dan Pajero Sport Disita

Sosok SA Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo menjadi perbincangan belakangan ini.

Hal tersebut lantaran hasil korupsi yang dikantonginya selama menjabat sebagai kepala sekolah.

Dana BOS yang seharusnya menjadi hak murid, diambil oleh SA hingga bisa memilik banyak aset seperti mobil mewah hingga bus.

Kejaksaan Negeri (Kejari) Ponorogo telah menetapkan Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo berinisial SA sebagai tersangka kasus dugaan penyimpangan dana bantuan operasional sekolah (BOS), Senin (28/4/2025).

Perhitungan kerugian atas kasus dugaan korupsi yang dilakukan SA telah keluar.

Baca juga: Kehidupan Raja di Thailand Berharta Rp 701 Triliun, Pantas Bisa Sahkan UU Pernikahan Sejenis di Asia

SOSOK KEPSEK SMK 2 PGRI - SA, Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo, tersangka penyimpangan dana BOS saat digiring menuju mobil tahanan di Kantor Kejari Ponorogo, Jalan MT Haryono, Kelurahan Jingglong, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (28/4/2025). Hanya diam, SA enggan menanggapi pertanyaan awak media. (TRIBUNJATIM.COM/Paramita Kusumaningrum)

“Negara menanggung kerugian Rp 25 miliar,” ungkap Kasi Intelijen Kejari Ponorogo, Agung Riyadi, Selasa (29/4/2025), seperti dilansir TribunJatim.com.

Kerugian itu diketahui, setelah hasil perhitungan yang dilakukan oleh ahli keluar.

Pihak kejari telah menyita barang bukti tambahan, yakni satu unit mobil Toyota Avanza.

“Total barang bukti yang telah dilakukan perhitungan negara adalah 11 bus, tiga mobil Toyota Avanza dan satu mobil Mitsubishi Pajero Sport," ujar Agung Riyadi.

Agung Riyadi mengatakan, hasil korupsi tersebut digunakan tersangka untuk keperluan pribadi.

“Ya cuma buat keperluan pribadi. Kalau spesifiknya apa, belum bisa saya sebutkan,” pungkas Agung ketika dikonfirmasi di Kantor Kejari Ponorogo.

Setelah penyidikan selama hampir 6 bulan, Kejari Ponorogo menetapkan tersangka dugaan penyimpangan penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Senin (28/4/2025).

Baca selengkapnya

3. Usulan Jalan Umum Picu Tragedi Salat Subuh 'Berdarah' di Bojonegoro, Pak RT Tewas dan Istri Terluka

Rencana usulan jalan umum memicu terjadinya tragedi Salat Subuh 'berdarah' di Bojonegoro. Seorang Pak RT tewas, lalu istri dan seorang jamaah lainnya terluka. 

Dendam pribadi dan sengketa tanah tersebut menjadi motif kakek Sujito (67) kalap hingga melakukan aksi pembacokan terhadap Abdul Aziz (63) Desa/Kecamatan Kedungadem Kedungadem, Bojonegoro, Selasa (29/4/2025).

Pelaku sakit hati lantaran tanah pribadinya akan dijadikan atau diusulkan untuk jalan umum oleh korban yang menjabat sebagai Ketua RT 04 RW 02 Desa Kedungadem.

Korban dihabisi dengan cara dibacok saat tengah khusyuk menunaikan salat subuh di sebuah Musala Al Manar dekat rumahnya.

Tak hanya itu, pelaku juga menebas istri korban, Arik Wijayanti, (60) serta jamaah lainnya yang merupakan tetangganya Cipto Rahayu (63). 

Akibat kejadian ini 3 orang menjadi korban. Satu korban meninggal dunia di tempat.

Baca juga: Penipuan Jual Beli Mobil di Gresik, Warga Bojonegoro Ditangkap Polsek Sidayu

PEMBACOKAN JEMAAH SUBUH - Tampang pelaku pembacokan kakek Sujito (67) warga Desa/Kecamatan Kedungadem Bojonegoro saat di keler di Mapolres Bojonegoro (TRIBUNJATIM.COM/MISBAHUL MUNIR)

Sementara dua korban lainnya mengalami luka serius dan saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Bojonegoro.

Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adji Sudarmono, mengungkapkan bahwa tragedi subuh berdarah tersebut pelaku marah karena merasa tanah miliknya dijadikan jalan lingkungan oleh korban tanpa izin.

“Motifnya itu karena dendam dan perkara tanah. Jadi keterangan pelaku tanahnya akan atau diusulkan menjadi jalan desa oleh korban.,” ungkap Bayu.

Adapun kronologi kejadiannya, jelas Bayu, mulanya pelaku datang ke musala sembari membawa parang.

Lalu, saat mengetahui korban dan jamaah lain sudah mulai salat subuh pelaku kemudian masuk dan langsung menebas korban.

"Pelaku ini dari awalnya sudah menunggu korban di musala, sambil menyembunyikan parang. Lalu saat korban melaksanakan salat subuh berjamaah, pelaku langsung masuk dan membacok korban hingga akhirnya korban meninggal dunia ditempat," jelasnya. 

Baca selengkapnya


----- 

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Berita Terkini